Advertisement
Terkendala Akses Pendidikan, Begini Nasib Warga Suku Anak Dalam
Advertisement
Harianjogja.com, JAMBI--Warga Suku Anak Dalam (SAD) di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Jambi, terkendala akses pendidikan.
“Wakil temenggung warga SAD di Desa Adat Berumbung Bandung Tigo, Kecamatan Maro Sebo Ulu menyampaikan kepada kita bahawa banyak warga SAD yang telah mengucapkan syahadat namun kembali pada aktivitas rimba,” kata Ketua DPW Hidayatullah Ustad Awaludin di Jambi, Kamis (20/6/2019).
Advertisement
Karena tidak ada pendampingan dan yang membimbing warga SAD yang telah mengucapkan syahadat tersebut. Maka banyak warga SAD yang kembali kepada aktivitasnya sebagai anak rimba yang mengonsumsi babi, ular dan cigak (binatang sejenis kera).
Sejak mengucapkan dua kalimat syahadat pada bulan Januari 2017 di Jambi, dapat dikatakan tidak ada pendampingan terhadap ratusan warga SAD yang menjadi mualaf tersebut. Sehingga mereka kembali melakukan kebiasaan-kebiasaan seperti sebelumnya.
“Menurut Yusuf wakil temenggung warga SAD, pernah ada ustad yang di utus untuk memberikan pendidikan terhadap warga SAD tersebut, namun karena lokasi yang ekstrim tidak banyak yang bertahan,” kata Ustad Awaludin.
Untuk mencapai lokasi pemukiman warga SAD tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Dari Kota Jambi, waktu tempuhnya sekitar 4 sampai 5 jam, tergantung dengan kondisi jalan dan keadaan cuaca. Jika musim penghujan jalan menuju pemukiman warga SAD tersebut nyaris tidak dapat dilalui karena jalan yang licin dan lengket.
Melihat semangat dan tekad warga SAD yang kuat untuk belajar, terutama belajar agama. Maka Yayasan Hidayatullah Jambi berinistaif mendirikan Pesantren anak rimba SAD Hidayatullah.
Pesantren tersebut dibangun diatas tanah hibah dari warga SAD. Saat ini pembangunan pesantren anak rimba tersebut dalam proses penyelesaian. Dan sudah terdapat sekitar 30 orang anak warga SAD yang rutin melakukan pengajian di pesantren tersebut.
“Pembangunan pesantren sudah mencapai 75 persen, saat ini kita masih melakukan perekrutan tenaga pengajar,” kata Ustad Awaludin.
Selain itu, saat ini warga SAD tersebut turut terkendala dalam pendataan dokumen kependudukan. Sehingga berdampak terhadap keberlangsungan pendidikan anak-anak warga SAD itu. Untuk dapat mengikuti ujian sekolah, anak-anak warga SAD tersebut dimintai akta kelahiran, sementara mereka tidak memiliki akta kelahiran karena orang tuanya tidak memiliki buku nikah dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Bersama dengan Yayasan Agrapana Bumi Indonesia dan rekan-rekan dari Sahabat Anak Rimba, yayasan hidayatullah mencoba memberikan akses pendidikan dan melakukan pendataan untuk melengkapi data kependudukan bagi warga SAD di daerah itu.
“Pesantren itu kita buka tidak hanya untuk anak warga SAD di kawasan itu, namun juga terbuka untuk umum, baik bagi masyarakat dan bagi warga SAD yang berada di kawasan lainnya,” kata Ustad Awaludin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Ivar Jenner Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Irak, Tiket Olimpiade di Depan Mata
- Demo May Day Ricuh hingga Mahasiswa Luka-luka, Ini Kata Kapolrestabes Semarang
- Justin Hubner Kapten, Kelly Sroyer Starter, Sananta di Bangku Cadangan
- Laga Masih 1 Jam Lagi, Stadion Abdullah bin Khalifah Disesaki Suporter Garuda
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
- BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
Advertisement
Advertisement