Advertisement
Harga Rumah Bersubsidi di DIY Dianggap Terlalu Murah, Ini Idealnya
Advertisement
Harianjogja,com, JOGJA—Batas harga tertinggi rumah sejahtera alias rumah bersubsidi yang ditetapkan Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dianggap belum pas diterapkan di DIY oleh Real Estate Indonesia (REI) DIY belum pas.
Berdasar Keputusan Menteri PUPR No.535/2019 DIY, besaran rumah yang bisa dibeli dengan fasilitas KPR subsidi diharga Rp140 juta atau naik Rp10 juta dari tahun sebelumnya, dan kembali dinaikkan pada 2020 menjadi Rp150,5 juta.
Advertisement
Ketua REI DIY, Rama Adyaksa, melihat dari dua sisi kenaikan tersebut. Menurutnya, dari sisi pasar kenaikan harga cukup relevan. Tetapi dari sisi pengembang kenaikan dinilai masih cukup berat untuk menyuplai perumahan dengan kenaikan sekitar 7,5%. "Idealnya Rp200 juta-Rp300 juta," ucap Rama, Minggu (22/6).
Menurut Rama, bukan tanpa alasan pengembang masih merasa berat karena harga tanah sudah semakin tinggi. Dikatakannya, REI tidak bisa berbuat banyak sehingga jika memungkinkan akan dibuat sesuai harga yang dialokasikan.
Setiap tahunnya ada kuota 200 sampai 300 unit rumah subsidi yang dibangun, namun permintaan melebihi angka itu. "Harapan ada kolaborasi kemitraan dengan pemerintah untuk menjawab permasalahan tingginya harga lahan," ucapnya.
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), Jaka Sriyana, menilai hal yang diinginkan pengembang merupakan sesuatu yang wajar, terutama dengan melihat harga bahan bangunan di DIY yang cukup tinggi, termasuk harga tanah yang melambung.
Menurut Jaka ada beberapa faktor yang membuat kenaikan tersebut. Pertama, masalah demografi pertambahan penduduk di Jogja yang pesat. Semakin banyaknya pelajar dan mahasiswa dari luar Jogja, serta banyak yang merasa nyaman tinggal di Jogja turut mendongrak biaya-biaya tersebut.
Kedua, dari sisi pembeli harga yang ada masih cukup terjangkau, namun yang perlu diingat menurut Jaka, bahwa target dari rumah sejahtera itu harus benar-benar tepat sasaran. "Kenaikan 7,5 persen seimbang dengan inflasi yang menurut saya secara ekonomi masih rasional apalagi jika dibandingkan harga pasar yang semakin tinggi," ucap Jaka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pilkada Jawa Timur, Golkar Resmi Mengusung Khofifah-Emil Dardak
- Pesawat Jatuh di BSD, Kemenhub: Penjelasan Detail Tunggu Koordinasi
- Singapura Menghadapi Gelombang Baru Covid-19, Kasus Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
- Letusan Gunung Ibu Ciptakan Fenomena Unik karena Memicu Badai Petir Vulkanik
- Tingkatkan Cadangan Emas hingga Rp80 Triliun, Pengelola Tambang Gosowong Lakukan Efisiensi
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Senin 20 Mei 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Kemenko Perekonomian: Ada Plafon Rp107 Miliar untuk Beli Alsintan
- Dalam Sehari, Gunung Semeru Alami 14 Kali Erupsi
- Menpar Soroti Pengerukan Tebing untuk Kepentingan Pariwisata
- Tiba di Bali, Elon Musk Disambut Luhut
- Ada Prospek Usaha, Warga Sekitar IKN Diharapkan Tidak Menjual Lahan
- Amankan Aksi Bela Palestina di Kedubes AS Hari Ini, Polisi Kerahkan 1.648 Personel
- Menkominfo Pastikan Starlink Tetap Bayar Pajak Seperti Operator Lain
Advertisement
Advertisement