Advertisement
Ini Penilaian Ombudsman Terkait PPDB di Jateng…
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG — Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah (Jateng) 2019 hampir selesai. Pendaftaran PPDB itu saat ini sudah menyelesaikan masa pendaftaran secara online dan tinggal menyisakan pengumuman serta registrasi ulang yang digelar pekan depan.
Selama lima hari pelaksanaan PPDB online, yang dimulai Senin-Jumat (1-5/7/2019), Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Jateng rupanya terus memberikan pengawasan. ORI Jateng juga memberikan sejumlah catatan yang menjadi penilaian pelaksanaan PPDB SMA/SMKN di Jateng.
Advertisement
Kepala ORI Jateng, Sabarudin Hulu, menilai pelaksanaan PPDB SMA/SMKN Jateng 2019 diwarnai ketidakpuasan dari masyarakat, khususnya orang tua siswa. Menurutnya masih banyak orang tua siswa yang mengeluh dan bingung dengan aturan zonasi yang diterapkan dalam PPDB kali ini.
Selain itu, mereka juga kerap tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari petugas Posko PPDB di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng dalam menanggapi pengaduannya.
“Masyarakat masih banyak yang bingung tentang zonasi ini. Ini menandakan kurangnya sosialisasi dari Disdikbud kepada masyarakat,” ujar Sabarudin saat dijumpai Semarangpos.com di Kantor Disdikbud Jateng, Jl. Pemuda, Kota Semarang, Jumat siang.
Ketidakpuasaan masyarakat, lanjut Sabarudin semakin bertambah menyusul kurang detailnya penjelasan dari petugas PPDB, baik di satuan pendidikan maupun posko. Akhirnya, banyak orang tua murid yang seperti kebingungan, apalagi setelah anaknya dinyatakan tersisih dari sekolah yang dipilih, baik melalui jalur zonasi, prestasi, maupun mutasi kerja orang tua.
“Tadi, kami temukan ada siswa yang mendaftar melalui jalur mutasi [mengikuti orang tua pindah kerja]. Tapi, pakai KK [kartu keluarga] baru. Seharusnya kan enggak. Kalau pakai KK baru malah kan enggak diterima, karena KK baru kan yang diterima maksimal enam bulan,” ujar Sabarudin.
Sabarudin juga menemukan adanya orang tua siswa yang mengadu ke sekolah. Namun, pihak sekolah tidak bisa memberikan solusi dan menyerahkan ke Posko PPDB di Disdikbud.
“Kayak tadi, ada yang bertanya kalau setelah PPDB ternyata ada kursi yang kosong di sekolah negeri, apakah siswa yang semula tersisih itu masih bisa diterima atau tidak? Petugasnya enggak bisa menjelaskan, akhirnya dipanggilkan kepalanya. Ini bukti petugasnya kurang menguasai materi,” tutur Sabarudin.
Sabarudin pun berharap kekurangan-kekurangan itu bisa segera diperbaiki. Apalagi, sistem PPDB tahun ini memang tidak bisa diterima sepenuhnya masyarakat.
Pada PPDB Jateng kali ini, anak yang domisilinya dekat dengan sekolah mendapat kans diterima lebih besar melalui jalur zonasi. Kuota zonasi pada PPDB Jateng diberikan 60% dari kapasitas satuan pendidikan atau sekolah.
Sementara 20% untuk siswa berprestasi dalam zonasi, 15% siswa jalur prestasi, dan 5% siswa dari luar kota atau mengikuti orang tua pindah domisili. “Kekurangan yang terjadi kali ini harus segera diperbaiki. Seperti ada keputusan yang tidak cepat dari Disdikbud,” kata Sabarudin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Kementerian PPPA: Jika Depresi Segera Cari Bantuan Profesional
- Menlu Retno Soroti Kesenjangan Pembangunan Negara Anggota OKI
- Aparat Indonesia Tangkap 2 Kapal Vietnam saat Curi Ikan di Perairan Natuna
- Terdampak Erupsi Gunung Raung, Bandara Samratulangi Mulai Beroperasi Normal
- Jokowi Bersepeda di Jalan Sudirman-Thamrin Minggu Pagi
- Basarnas Kerahkan 5 Unit Tim SAR Cari Korban Hilang Akibat Banjir Luwu
Advertisement
Advertisement