Advertisement
Kemenkes Temukan Sejumlah Fakta Terkait Kasus Hepatitis A di Pacitan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kasus merebaknya penyakit Hepatitis A di Kabupaten Pacitan diduga terjadi karena air sungai yang tercemar. Hal ini yang juga menjadi perhatian dari Kepala Balitbangkes Siswanto.
Dia menyebut gejala Hepatitis A yang terjadi di Kabupaten Pacitan tergolong ringan, ditularkan dari kotoran seseorang (feses) yang masuk ke mulut orang lain dan biasanya sembuh sendiri dan jarang yang meninggal, kecuali fulminan hepatitis
Advertisement
“Tapi yang hepatitis B ini yang berat, karena bisa menimbulkan sirosis bahkan kanker dan sifatnya kronis,” ungkap Siswanto di Kabupaten Pacitan, dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima JIBI/Bisnis pada Selasa (16/7/2019).
Kepala Badan Litbangkes menduga jika pemeriksaan dari sungai negatif, ada kemungkinan penularan berasal dari makanan.
Perbaikan Sanitasi
Untuk itu, menurut Siswanto, intervensinya sederhana yaitu dengan memperbaiki sanitasi. Buang air jangan sembarangan dan dilakukan di jamban. Harus dijamin septic tank tidak merembes.
“Lakukan penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan termasuk edukasi tidak boleh minum air mentah serta harus dimasak," jelasnya.
Kadinkes Provinsi Jawa Timur Kohar Hari Santoso mengungkapkan ada juga temuan kasus hepatitis A di Kabupaten Trenggalek. Namun, jumlahnya tidak setinggi yang di Pacitan.
Daerah yang terdampak sangat berdekatan dan jika dilihat secara epidemiologi agaknya satu kesatuan karena teritorialnya berdekatan dan sekuens waktunya sama khususnya dalam lonjakan waktu kejadian.
Kemudian, ada interaksi antar masyarakat. Jumlah kasus dilaporkan ada 190 pasien dengan yang dirawat sebanyak 2 pasien.
Makan Bersama
Total kasus Hepatitis A di Pacitan hingga saat ini adalah 1.110 pasien dan yang pernah dirawat inap sebanyak 347. Saat ini masih ada empat pasien yang masih dirawat inap yaitu di 3 pasien di Puskesmas Ngadirojo dan satu pasien di RS Darsono.
Sebaran pasien hepatitis A paling banyak di Kecamatan Sukorejo, Sudimoro dan Ngadirojo kemudian Wonokarto.
Menurut Kohar, jika melihat dari odd ratio (OR), salah satu aktivitas yang terbukti berisiko terjadi penularan adalah makan bersama atau hajatan.
Kasus Hepatitis A di Kabupaten Pacitan terjadi pada saat Lebaran, saat masyarakat saling berbagi makanan kemudian waktu puasa terdapat kebiasaan di Pacitan mengonsumsi janggelan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Top 7 News Harian Jogja Online, Minggu 5 Mei 2024, Pelanggan Sampah TPS3R Meningkat hingga Lowongan CPNS 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
Advertisement
Advertisement