Advertisement
Ganjar Pranowo Meyakini Zonasi Jadi Solusi Pemerataan Pendidikan
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menyambut siswa baru sekolah menengah atas (SMA) yang kali pertama masuk sekolah mengatakan penerapan sistem zonasi dalam penerimaan siswa SMA merupakan upaya penyamarataan pendidikan bagi anak.
Saat meninjau hari pertama masuk sekolah di SMAN 1 Semarang, ia melontarkan harapan wali murid dan guru berkolaborasi memoles potensi siswa. Nilai ulangan bukanlah acuan dasar untuk pelabelan kecerdasan siswa.
Advertisement
"Tidak ada anak bodoh, tetapi mungkin dia berbakat di bidang lain. Anak-anak mungkin tidak pintar di soal akademis, tapi dia pintar di seni, olahraga, dan sesuatu yang kreatif lainnya. Di SMAN 1 Semarang ini varian nilainya banyak," kata Ganjar.
Ganjar memastikan bahwa semua murid yang lolos masuk di SMA negeri, seperti SMAN 1 misalnya, masuk dengan perasaan gembira. Kemampuan mereka yang beragam membuka kesempatan untuk belajar berkolaborasi.
"SMAN 1 Semarang ini menarik karena ada yang nilainya 17 dan bisa masuk, mereka bergabung dengan teman-teman lain dan ada diskusi. Itu nanti guru akan jadi fasilitator, kita ajarkan mulai dari sekarang bahwa kelas itu menyenangkan. Kalian punya hak belajar yang sama dan kalian harus saling membantu," katanya.
Di SMAN 1 Semarang, total yang diterima sebanyak 432 siswa. Zonasi seleksi jarak meloloskan 259 siswa. Sedangkan, siswa yang masuk menggunakan zonasi seleksi prestasi 86 siswa. Sementara itu yang menggunakan jalur prestasi sebanyak 78 dari kuota 65. Yang pindah tugas orangtua dari kuota 22, hanya terisi sembilan siswa.
Salah seorang siswa yang menggunakan jalur prestasi di luar zonasi adalah Jovan Fernando Putra Wiyono asal Lingkungan Kolang Kaling RT 002/RW 002, Wujil, Bergas, Kabupaten Semarang. Dia atlet wushu yang telah meraih medali emas di tingkat nasional dan pernah berlaga di kejuaraan dunia di Brasil.
"Dia telah berlatih sejak SD. Medali pertama yang dia raih saat kelas I SMP, meraih medali emas di tingkat provinsi," kata Joko Wiyono, orangtua Jovan.
Dia merasa bersyukur anaknya bisa masuk ke SMAN 1 Semarang. Padahal jika menilik nilai evaluasi akhir (NEM) SMP, nilai putranya hanya 19. Dia pun sadar, sistem zonasi ini merupakan yang terbaik untuk pemerataan pendidikan.
"Kalau begini kan anak-anak bisa terpacu karena kemampuannya beragam. Kalau kumpul hanya satu kemampuan, yang bodoh semua, ya kapan anak-anak bisa pintar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Sabtu 20 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Melakukan Aksi di Gedung MK
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- Kejagung Telusuri Asal Usul Jet Pribadi Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis
- Pembangunan Tol Palembang Betung Ditarget Selesai pada 2024
- Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi ke MK, Ini Imbauan Prabowo
- Palestina Kecam Veto AS Soal Keanggotaan Penuh di PBB
- Rudal Israel Dilaporkan Hantam Iran, Irak dan Suriah
Advertisement
Advertisement