Advertisement
Partai Demokrat AS Desak Trump Bertanggung Jawab atas Penembakan di Texas dan Ohio
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Panggung politik Amerika Serikat (AS) menyorot habis-habisan kasus insiden dua penembakan massal yang menewaskan puluhan orang di Texas dan Ohio akhir pekan kemarin.
Sebagian besar kandidat Presiden AS dari partai Demokrat mengulangi seruan untuk langkah-langkah kontrol senjata yang lebih ketat. Ada pula yang menarik kaitan kejadian ini dengan kebangkitan nasionalisme kulit putih dan politik xenophobia di Amerika Serikat.
Advertisement
Beberapa nama dari Partai Demokrat yang bakal berlaga menuju pencalonan Presiden AS 2020 menuduh Presiden Donald Trump telah memicu perpecahan rasial. Mereka mengatakan Trump secara tidak langsung harus disalahkan atas peristiwa itu.
Beto O'Rourke, mantan anggota kongres dan salah satu kandidat yang bakal menantang Trump meyakini bahwa Trump adalah nasionalis berkulit putih.
“Dia adalah seorang rasis dan mendorong lebih banyak rasisme di negara ini," ujar O'Rourke kepada CNN, seperti dilansir dari Reuters.
Senator AS Cory Booker yang juga adalah anggota Demokrat bahkan terang-terangan menyatakan Trump bertanggung jawab atas kejadian itu.
“Dia bertanggung jawab karena memicu ketakutan, kebencian, dan kefanatikan,” tutur Booker.
Penjabat Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney membantah tuduhan pihak Demokrat dan mengaitkan penembakan itu dengan orang-orang yang memiliki masalah kejiwaan.
“Tidak ada gunanya mencoba menjadikan ini masalah politik, ini adalah masalah sosial dan kita perlu mengatasinya,” tutur Mulvaney di ABC "This Week".
Sementara itu, kepada wartawan di landasan Bandar udara di Morristown, New Jersey, setelah menghabiskan akhir pekan di resor golf miliknya, Trump mengatakan bahwa kebencian tidak diterima di Amerika Serikat.
“Kebencian tidak memiliki tempat di negara kita, dan kita akan mengatasinya,” ujar Trump yang kembali diusung partai Republik dalam Pilpres 2020.
Dalam komentar publik pertamanya tentang penembakan itu, Trump mengatakan telah berbicara dengan FBI, Jaksa Agung William Barr dan anggota Kongres tentang apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kekerasan seperti itu.
Ia tidak menanggapi tuduhan para pengkritik tentang retorika anti-imigran dan rasialnya dan hanya mengomentari bahwa penembakan itu adalah “tindakan pengecut”.
Seperti diberitakan, dua aksi penembakan massal mengguncang Texas dan Ohio, AS, pada Sabtu (3/8/2019) dan Minggu (4/8/2019) waktu setempat.
Selain korban tewas, puluhan orang juga terluka dalam penembakan yang hanya berjarak dalam waktu 13 jam dari kejadian pertama. Hal itu mengejutkan negara yang telah menjadi terbiasa dengan penembakan massal sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang terorisme domestik.
Pembantaian pertama terjadi pada hari Sabtu pagi di kota perbatasan yang mayoritas berpenduduk kulit berwarna (Hispanik) di El Paso.
Saat itu seorang pria bersenjata menewaskan 20 orang di toko Walmart sebelum akhirnya menyerah.
Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di distrik pusat kota Dayton, Ohio, Minggu pagi, menewaskan sembilan orang dan melukai sedikitnya 26 lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Daerah Lain Naik, Dinkes Sleman Klaim Ada Tren Penurunan Kasus DBD
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
Advertisement
Advertisement