Advertisement
Megawati Minta Jokowi Bentuk Badan Riset Nasional
Advertisement
Harianjogja.com, DENPASAR - Ketua Umum PDI Perjuangan mengaku telah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar membentuk Badan Riset Nasional.
Permintaan itu disampaikan karena Megawati menganggap selama ini banyak masyarakat yang pintar berbicara namun tidak ada tujuannya. Badan Riset Nasional dipercaya akan dapat memperjelas tujuan riset untuk kepentingan nasional.
Advertisement
"Jadi saya minta kepada Presiden, mbok ya kalau kita ini mau jadi negara besar harus ada yang namanya sebuah, saya minta lagi badan, Badan Riset Nasional. Jadi jelas tujuannya," ujar Megawati di Pembukaan Kongres Nasional V PDIP di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019).
Dalam penjelasannya, Megawati menyebut bahwa riset diperlukan salah satunya agar ada pengembangan penelitian terkait penyediaan pangan di Indonesia.
Dia bercerita, selama ini orang kerap terjebak dengan cara memperluas sawah untuk menambah jumlah padi yang dihasilkan. Padahal, penambahan jumlah padi bisa dilakukan tanpa harus menambah luas lahan.
"Daripada cetak sawah berjuta-juta mengapa padinya yang tidak dibikin seperti telor ayam? Hanya rekayasa dibuat melalui ilmu genetika. Bisa yang namanya satu butir nasi menjadi sebesar telor ayam. Kalau itu bisa dilaksanakan, perut orang makan nasi 3 sudah kenyang," tuturnya.
Dia menyebut keinginannya itu bukan tak mungkin diwujudkan. Megawati juga menyinggung seringnya pemerintah melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Menurutnya, kebijakan impor hanya jalan pintas untuk mengatasi ancaman kedaulatan pangan. Hak itu dianggap rentan karena jika tak ada lagi negara eksportir maka Indonesia bisa terancam ketahanan pangannya.
Terakhir, Megawati menyindir kebijakan di Era Orde Baru yang membuat masyarakat terbiasa mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Padahal, di sejumlah daerah nasi dan beras bukan merupakan komoditas utama pada awalnya.
"Waktu jaman Orba aneh, saya di DPR komisi IV, jadi saya itu sama temen saya istilahnya dirindu tetapi dibenci," katanya.
"Karena saya bilang 'masa wilayah timur yang makannya sagu, singkong disuruh makan nasi.' Seperti sekarang kalau ada perubahan musim banyak pulau tak bisa suplai beras karena tak ada sawah di sana, adanya sagu."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Hari Ini, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Dijadwalkan Penuhi Panggilan KPK
- Sekjen PBB Sebut Serangan Darat Israel ke Rafah Palestina Tak Dapat Diterima
- Pemkab Bantul Pakai Anggaran Tak Terduga untuk Perbaiki 41 Gedung Sekolah Rusak
- Sinopsis The Idea of You, Film Romantis Anne Hathaway yang Bikin Panas Dingin
Berita Pilihan
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
Advertisement
DKPP Bantul Siapkan Tim Awasi Hewan Kurban Jelang Iduladha 2024
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
- BPS Ungkap 7,2 Juta Warga Indonesia Tidak Punya Pekerjaan
- Sidang Eks Menteri Pertanian SYL, KPK Bawa 4 Saksi dari Kementan
- Prabowo Usul Pembentukan Presidential Club, PKS Mendukung Penuh
- Mantan Hakim Agung Didakwa Melakukan TPPU dan Gratifikasi Rp25,9 Miliar
- Sidak ke Bea Cukai Bandara Soetta, Mendag Zulkifli Hasan Temukan WNA Bawa Mesin untuk Dijual
Advertisement
Advertisement