Advertisement
TNI Mempertahankan Enzo, Ini Komentar Mantan Kepala Bais
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto mempersilakan TNI AD yang memutuskan tetap mempertahankan Enzo Allie sebagai taruna Akademi Militer dengan menanggung berbagai risikonya.
"Untuk masuk kan ada standart operating procedure, untuk alat tes, khususnya tes untuk mental ideologi," katanya dikutip Antara, Selasa (13/8/2019).
Advertisement
Dalam tes mental ideologi, menurut dia, ada berbagai aspek pertanyaan yang seluruhnya harus dinyatakan memenuhi syarat agar bisa lulus. "Yang paling berat adalah tidak memenuhi syarat, hanya karena apa? Keterpengaruhan. Nah, mau lihat dari mana seseorang terpengaruh?" katanya.
Keterpengaruhan seseorang dengan sesuatu, apakah paham kiri, kanan, dan sebagainya, kata dia, bisa dilihat, antara lain cara berpakaian, memakai topi, dan sebagainya.
"Untuk kasus Enzo, bagaimana keluarganya di rumah, dengan gambar-gambar, saya gunakan gambar yang di medsos, ya. Bagaimana menggunakan hiking dengan bendera. Bagi saya itu bentuk keterpengaruhan," katanya.
Semestinya, kata Soleman, Enzo tidak memenuhi syarat karena ada unsur keterpengaruhan, apalagi taruna TNI yang mensyaratkan betul-betul harus murni dari pengaruh paham yang bertentangan dengan Pancasila.
"Jadi, terpengaruh itu bagi kita, militer, tidak boleh. Dia tidak boleh ada pengaruh ketika tes, apalagi tes awal. Betul-betul harus murni dia. Kalau ada pengaruh, ya sudah tidak lulus, tidak memenuhi syarat," tegasnya.
Ketika Enzo lolos seleksi, kata dia, artinya dari aspek perekrutan ada persyaratan yang dilanggar, sebab sudah menjadi standar penilaian dalam seleksi TNI, termasuk di BAIS. Apalagi, kata dia, penelitian khusus (litsus) mental ideologi itu sudah bertahun-tahun digunakan dalam rekrutmen TNI, apalagi taruna yang menerapkan zero tolerance.
"Jadi, orang itu betul-betul tidak ada pengaruh ketika dites. Ketika itu ada pengaruh, ya terserah pengambil keputusan. Dia sudah mengambil, ya terserah, dengan segala macam risikonya," kata Soleman.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menegaskan, TNI AD memutuskan untuk mempertahankan Taruna Akademi Militer (Akmil) keturunan Indonesia-Prancis, Enzo Zenz Allie.
Jenderal Andika menyebutkan pihaknya sudah melakukan pengukuran terkait indeks moderasi bernegara Enzo Zenz Allie. Hasilnya, Enzo memiliki indeks moderasi bernegara yang cukup baik. Enzo sempat menarik perhatian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan videonya viral di media sosial, setelah diajak berbicara bahasa Prancis oleh Panglima.
Enzo diketahui memang fasih berbicara empat bahasa yaitu Bahasa Prancis, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Dia lahir di Prancis, tapi pindah ke Indonesia pada usia 13 tahun setelah ayahnya meninggal dunia dan memiliki status WNI.
Namun, dia diduga terpapar gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang diketahui dari salinan gambar di media sosial Facebooknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
Advertisement
Advertisement