Advertisement
Kekeringan di Jateng Meluas, 28 Kabupaten/Kota Krisis Air Bersih
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG — Musim kemarau telah mencapai puncaknya. Di Jawa Tengah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)mencatat kekerinan telah meluas hingga 28 kabupaten dan kota di Jateng. Saat ini terdapat 213 kecamatan yang dilanda kekeringan dan 843 desa yang terdampak kekeringan panjang.
Memasuk puncak kemarau di bulan Agustus lalu, setidaknya 545.851 kepala keluarga mengalami krisis air bersih. "Atau setara dengan 2.056.287 jiwa yang kekurangan pasokan air bersih," ujar Kepala BPBD Jawa Tengah, Sudaryanto, Rabu (4/9/2019).
Advertisement
Untuk mengatasi kekeringan yang saat ini meluas ke 28 kabupaten dan kota, BPBD telah mendistribusikan sebanyak 9.741 tangki air bersih di beberapa daerah. Terdapat enam kabupaten yang menerima distribusi tangki air bersih sejak puncak Kemarau bulan Agustus lalu.
"Kabupaten Wonogiri mendapat 2.315 tangki, Purbalingga sebanyak 1.351 tangki, Kabupaten Banyumas mendapat 813 tangki, Grobogan mendapat 685 tangki, Sragen mendapat 679 tangki dan Blora mendapat 656 tangki," ujarnya.
Untuk wilayah lain, lanjut Sudaryanto, permintaan distribusi air bersihnya hanya skala kecil. Seperti Rembang, Demak, Jepara dan Brebes. Masing-masing kurang lebih 200 tangki air bersih.
Pernyataan itu bertolak belakang dengan pernyataan Sudaryanto yang disampaikan medio Agustus lalu. Kala itu dia mengklaim penanganan kekeringan berjalan lancar sehingga tidak sempat ada krisis air bersih di provinsi ini.
Menurut kepala BPBD Jateng itu, selama ini penganan kekeringan masih berjalan normal sesuai rencana dan pemetaan yang telah dilakukannya. "Selama ini masih aman-aman saja, belum ada yang mendesak untuk kebutuhan air bersih di Jawa Tengah," kata Sudaryanto, Senin (12/8/2019) silam.
Sementara itu, Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I, BMKG Kota Semarang, Iis Widya Harmoko menjelaskan ada sejumlah daerah saat ini sudah tidak lagi diguyur hujan lebih dari 60 hari. "Bahkan ada daerah yang lebih seratus hari yang belum terguyur hujan. Kita imbau kepada warga untuk menyiasati kondisi ini dengan memanfaatkan sumber mata air yang bisa didapatkan di telaga, irigasi sawah maupun sisa di embung," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Top 7 News Harian Jogja Online, Kamis 2 Mei 2024, Persoalan Sampah di Jogja hingga Peringatan May Day 2024
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
- Buruh Desak Presiden Terpilih Prabowo Subianto Cabut UU Cipta Kerja
- Bangun Kota Cerdas, Pusat Data IKN Dilengkapi Komputasi Performa Tinggi
Advertisement
Advertisement