Advertisement
Bolton Dipecat, Presiden Iran: AS Harus Menyadari Penghasut Perang Tak Menguntungkan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Amerika Serikat harus menjauhkan diri dari penghasut perang. Hal itu disampaikan setelah penasihat keamanan nasional garis keras AS John Bolton dipecat.
Bolton adalah salah satu pendukung terkuat kebijakan "tekanan maksimum" AS yang sedang berlangsung terhadap Republik Islam Iran.
Advertisement
"Orang Amerika Serikat harus menyadari bahwa penghasut perang dan menghasut perang tidak akan menguntungkan mereka," kata Rouhani dalam sambutannya di televisi seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (12/9/2019).
Menurut Rouhani Amerika tidak hanya harus meninggalkan perang senjata tetapi juga meninggalkan kebijakan tekanan maksimum mereka. Rouhani menegaskan bahwa kebijakan perlawanan Iran tidak akan berubah selama musuh terus menekan Iran.
Ketegangan meningkat setelah AS menarik diri dari perjanjian internasional bersejarah yang ditandatangani pada 2015 antara Iran dan negara industri maju. Teheran menerima pembatasan program nuklirnya dengan imbalan pengurangan sanksi dan akses ke perdagangan dunia.
Kebijakan tekanan AS termasuk sanksi yang melumpuhkan yang bertujuan menghentikan semua ekspor minyak Iran. Hal itu membuat sumber kehidupan ekonomi negara tersebut terbatas.
Iran menyebut penerapan kembali sanksi terhadap negaranya sebagai "terorisme ekonomi".
Pemecatan Bolton oleh Presiden Donald Trump pada hari Selasa meningkatkan kemungkinan pembicaraan antara pemimpin kedua negara.
Sebelumnya, Iran telah menembak jatuh pesawat tak berawak AS dan militer Amerika hampir meluncurkan serangan balasan.
Penasihat Presiden Iran, Hesameddin Ashena memuji penembakan itu sebagai "tanda kekalahan strategi tekanan maksimum Amerika" terhadap Teheran.
Namun Ali Shamkhani, seorang pejabat tinggi keamanan Iran, mengatakan kepergian Bolton "tidak berdampak" pada bagaimana Teheran memandang kebijakan AS. Dia mengatakan yang penting bagi Iran adalah kepatuhan AS terhadap komitmen internasional serta mencabut sanksi yang kejam dan ilegal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Jadwal KRL Solo Jogja Jumat 3 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Palur Solo
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
- BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
- Peringati Hardiknas Terakhir, Mendikbud Nadiem Ingin Merdeka Belajar Terus Dilanjutkan
Advertisement
Advertisement