Advertisement
Polisi Tangkap Ratusan Massa Demonstrasi, Ombudsman RI: Jangan Represif!
Advertisement
Harianjogja.com,JAKARTA- Berkaca dari aksi penangkapan ratusan massa dalam aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat beberapa waktu lalu, Anggota Ombudsman Republik Indonesia Ninik Rahayu meminta Kepolisian tidak bertindak represif terhadap peserta unjuk rasa.
“Gelombang unjuk rasa yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia pada minggu ini yang diikuti dengan penangkapan ratusan massa aksi membuat Ombudsman RI sebagai lembaga pengawas pelayanan publik meminta Polri tidak berbuat represif,” ujarnya, Jumat (27/9/2019).
Advertisement
Sebagai alat negara yang dilengkapi dengan kemampuan khusus, pasukan yang terlatih serta rantai komando harus mampu meniadakan kekerasan.
Kekerasa seharusnya bisa dihindari agar tidak memicu emosi publik yang bahkan akan menggelar aksi untuk beberapa hari ke depan di wilayahnya masing-masing.
Ninik mengingatkan dalam penanganan aksi unjuk rasa Polri pasti memiliki perencanaan yang dilengkapi informasi intelijen. Dengan begitu polisi mampu mempersiapkan jumlah personel sekaligus cara bertindak untuk menghadapi massa aksi. Lebih jauh dari itu, tambah Ninik, upaya persuasif untuk mencegah meluasnya unjuk rasa hendaknya lebih dikedepankan,
“Fungsi intelijen dan keamanan Polri memiliki peran tersebut, karena dapat melakukan penggalangan dan pengamanan agar unjuk rasa berjalan tertib sehingga tidak perlu tindakan represif dalam rangka penegakan hukum” tambah Ninik.
Ninik meyakini Polri dapat bersikap profesional dengan mengedepankan langkah persuasif menggunakan informasi intelijen yang akurat. Dengan begitu polisi tidak salah dalam mengambil tindakan yang tegas terukur serta tidak menggunakan opsi tunggal yakni penegakan hukum semata.
Sebagaimana diketahui, rangkaian demonstrasi di berbagai wilayah di Indonesia menyebabkan jatuh korban baik luka-luka maupun korban tewas, yakni di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto meminta masyarakat menunggu investigasi dari kepolisian terkait tewasnya demonstran di Kendari.
"Itu polisi yang jelaskan. Sedang melakukan investigasi, kenapa, pelurunya kaliber berapa, tembakannya dari mana? Berarti yang menembaknya itu siapa. Nanti tunggu investigasi lengkap dari kepolisian," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat.
Wiranto meminta masyarakat tidak berspekulasi lebih jauh terkait penyebab meninggalnya mahasiswa peserta aksi di Kendari, Sultra, apalagi sampai menyimpulkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Letusan Gunung Ibu Ciptakan Fenomena Unik karena Memicu Badai Petir Vulkanik
- Tingkatkan Cadangan Emas hingga Rp80 Triliun, Pengelola Tambang Gosowong Lakukan Efisiensi
- 1,4 Miliar Penduduk India Terancam Cuaca Panas Ekstrem
- Jemaah Calon Haji Dilarang Membentangkan Spanduk dan Bendera di Tanah Suci
- Liga Arab Serukan Pengerahan Pasukan Perdamaian PBB di Palestina
Advertisement
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Minggu 19 Mei 2024: DIY Cerah Berawan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Rangkaian Acara Waisak 2024 di Candi Borobudur, Masyarakat Dapat Menyaksikannya
- Komandan KKB Petrus Pekei Ditangkap Satgas Operasi Damai Cartenz 2024
- Update Kasus Enzy Storia dan Bea Cukai, Penjual Tas Tak Mencantumkan Harga Sebenarnya
- Gunung Semeru Alami 6 Kali Letusan Pagi Ini
- PPP Dukung Khofifah di Pilgub Jawa Timur
- Jumlah Kementerian Bertambah dari 34 Jadi 40, Yusril: Masih Wacana, Belum Resmi
- Mutu Jalan Tol MBZ Dituding Berada di Bawah Standar, Begini Respons Pengelola
Advertisement
Advertisement