Advertisement
Kedokteran UI Desak Pemerintah Beri Perlindungan Bagi Dokter di Papua
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Ari F. Syam mendesak pemerintah untuk melindungi para dokter yang saat ini mengabdi di Papua dan Papua Barat supaya tidak menjadi korban kekerasan atau bahkan pembunuhan.
"Pemerintah harus melakukan langkah-langkah hukum dan pengamanan agar tidak terjadi pembunuhan atau kekerasan kembali termasuk kepada para petugas kesehatan di Papua dan Papua Barat, khususnya Kabupaten Wamena," ujar Ari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Advertisement
Pernyataan tersebut disampaikan terkait dengan meninggalnya seorang dokter, yakni dr Soeko Marsetiyo, yang meninggal karena menjadi korban kerusuhan di Wamena.
Menurut Ari, peristiwa naas tersebut bertolak belakang dengan pekerjaan Soeko yang bekerja menolong hidup dan kehidupan masyarakat di daerah itu.
Pemerintah daerah pun, kata dia, harus memberikan perlindungan kepada para petugas medis yang memang umumnya berasal dari luar daerah.
"Saya sangat menyesalkan dan mengutuk peristiwa pembunuhan terhadap dokter yang memang sejak 15 tahun bekerja di Papua dan sejak 2013 bekerja di Tolikara, Papua itu," ujar dia.
Dia berharap, meninggalnya dr Soeko tidak melemahkan semangat para dokter untuk mau memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Wamena dan sekitarnya.
Ia juga mengatakan bahwa pengaruh alkohol, tidak bisa menjadi alasan untuk dengan mudah menghilangkan nyawa orang.
"Para perusuh harus selalu ingat ketika melakukan penyerangan pada seseorang, jangan-jangan yang diserang adalah dokter yang pernah menyelamatkan jiwanya atau anggota keluarganya," kata dia.
Kekerasan pada dokter di wilayah itu menyebabkan banyak pasien yang seharusnya ditolong karena sakit menjadi tidak tertolong karena kekurangan dokter.
Meninggalnya dr Soeko yang menjadi korban kerusuhan di wamena, lanjut dia, telah menjatuhkan mental dokter untuk bertahan di Wamena.
"Sekali lagi yang akan dirugikan adalah masyarakat sendiri.Apalagi kita tahu bahwa Kabupaten Jayawijaya sendiri masih sangat-sangat kekurangan dokter," kata Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Hidup Sebatang Kara, Pria Paruh Baya di Tuntang Semarang Ditemukan Meninggal
- Pengakuan Pembunuh Pengusaha Tembaga Boyolali: Bawa Celurit dari Tempat Kerja
- Sivakorn Bertugas di Olimpiade, Belum Tentu jadi Wasit VAR Indonesia Vs Guinea
- Remaja Meninggal saat Latihan, Guru Silat di Tulungagung Dihukum 5 Bulan Bui
Berita Pilihan
- Israel Serang Rafah, Sekjen PBB: Mohon Wujudkan Kesepakatan
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
Advertisement
Dinsosnakertrans Kota Jogja Mendorong Perusahaan Bikin Koperasi Karyawan
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp200 Juta, SYL Pakai Duit Pinjaman Vendor Kementan
- Bappenas Sebut Telah Masukkan Program Makan Siang Gratis ke Dalam RKP 2025
- KPK Sebut Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Penuhi Panggilan Penyidik Harri Ini
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Ganjar dan Mahfud Pilih Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Hamas Terima Gencatan Senjata di Gaza, Begini Respon Kemenlu RI
- PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah Tak Dapat Ditoleransi
Advertisement
Advertisement