Advertisement
Pengungsi Wamena Diminta Tak Sebarkan Informasi Negatif
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Para pengungsi yang bertahan di Wamena, Jayawijaya, Jayapura dan kota lain diimbau untuk tidak menyebarkan informasi negatif. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramandey.
Menurutnya, informasi negatif ihwal kerusuhan di Wamena akan memperkeruh keadaan di wilayah Papua. Padahal, dia menilai kondisi Papua saat ini sudah kondusif dan berangsur-angsur pulih.
"Jikalau ada di antara para pengungsi mengalami insiden langsung saat kejadian, sebaiknya jangan menyebarkan informasi atau kabar yang bernada provokasi lagi, karena itu dapat memunculkan sentimen baru dan dampak negatif lainnya,” tutur Frits dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (7/10/2019).
Advertisement
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Dinas Informasi dan Komunikasi Papua telah membatasi akses Internet dan memblokir konten informasi palsu atau hoaks, pasca kerusuhan di Wamena.
Sementara itu, Facebook Inc juga telah menghapus ratusan laman, grup dan akun di empat negara di mana salah satunya Indonesia, karena dugaan pelanggaran perilaku tak otentik terkoordinasi. Ada sekitar 100 akun yang dihapus Facebook terkait dengan isu Papua pada Kamis 3 Oktober 2019.
Secara terpisah, Politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany mengapresiasi langkah Pemerintah yang melakukan pembatasan dan pemblokiran konten hoaks.
Dia menilai bahwa Papua membutuhkan suara positif di media agar tidak ada lagi perpecahan di bumi cendrawasih itu.
"Kita harus mendengar suara Komnas HAM Papua. Tapi ini soal menghentikan arus penyebaran berita yang diplintir, yang dikhawatirkan berita plintiran ini bisa memicu kerusuhan.
Kita butuh suara-suara positif di berbagai media, bukan suara negatif yang justru memicu amarah,” katanya.
Dia juga menyarankan agar TNI-Polri tidak berhenti melakukan kesiapsiagaan dan membantu seluruh warga agar bisa menjalani kehidupan yang normal pasca situasi kerusuhan.
Menurutnya, saat kerusuhan pecah, tidak hanya warga Wamena yang mengungsi, tetapi juga masyarakat dari beberapa kabupaten sekitar, seperti Lanny Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Yalimo dan lainnya juga ikut mengungsi.
“Karena banyak yang terkena dampak peristiwa itu, maka saatnya kita tumbuhkan sikap solidaritas.
Baik saling memberi bantuan atau dukungan kepada pengungsi, ataupun saling menjaga dan mengingatkan agar tidak mudah percaya setiap ada berita-berita negatif yang mengarah kepada perpecahan Papua. Setiap warga negara harus bisa merasa aman, di mana pun itu,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Serang Rafah, Sekjen PBB: Mohon Wujudkan Kesepakatan
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
Advertisement
PRESTASI SEKOLAH: MAN 3 Bantul Juarai Lomba Perpustakaan Terbaik
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sebut Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Penuhi Panggilan Penyidik Harri Ini
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Ganjar dan Mahfud Pilih Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Hamas Terima Gencatan Senjata di Gaza, Begini Respon Kemenlu RI
- PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah Tak Dapat Ditoleransi
- KPK Buka Peluang Hadirkan Bendahara Umum Partai Nasdem di Sidang SYL
- Progres Pembangunan Kantor Presiden di IKN Capai 80 Persen, Istana Negara 67 Persen
Advertisement
Advertisement