Advertisement
Korea Selatan Minta Masyarakat Berhenti Gunakan Vape
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pemerintah Korea Selatan meminta masyarakat negara tersebut berhenti menggunakan rokok elektronik atau vape.
Pemerintah berjanji untuk mempercepat penyelidikan terkait dengan penggunaan vape. Nantinya, hasil penyelidikan tersebut akan dijadikan patokan untuk menentukan apakah pemerintah melarang penjualan vape atau tidak.
Advertisement
“Situasi saat ini dianggap sebagai risiko serius bagi kesehatan masyarakat,” kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo seperti dikutip Reuters, Rabu (23/10/2019).
Park menegaskan bahwa pemerintah akan memperketat peraturan tentang produk vape. Pemerintah berpotensi memperkuat prosedur bea cukai untuk cairan vape impor.
Juul Labs, salah satu perusahaan pembuat vape di AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa produk mereka tidak mengandung zat berbahaya. Juul mulai menjual produknya di Korea Selatan pada Mei 2019.
KT&G Corp, pembuat tembakau Korea Selatan yang menjual vape Lil Vapor, juga menyatakan akan bekerja sama dengan kebijakan pemerintah setelah hasil penyelidikan keluar.
Korea Selatan menjadi semakin tidak toleran terhadap perokok sejak mengeluarkan aturan dilarang merokok di dalam ruangan seperti restoran dan kafe pada 2015. Namun, vape kemudian populer di pasar tembakau negara gingseng itu sejak 2017 dengan nilai US$16 miliar.
Korea Selatan adalah pasar nomor dua di dunia untuk produk vape yang dipanaskan setelah Jepang, senilai 1,7 miliar dolar AS, menurut Euromonitor. Vape menyumbang 13 persen dari pasar tembakau Korea Selatan berdasarkan penjualan pada Juni 2019, menurut data pemerintah.
Bulan ini, terdapat sebuah kasus pneumonia dari pengguna vape berusia 30 tahun di Korea Selatan. Park juga melihat penyakit pernapasan akibat penggunaan vape terus meningkat di seluruh dunia.
Kementerian Kesehatan Amerika Serikat (AS) sejauh ini juga melaporkan 33 kematian dan 1.479 kasus yang dikonfirmasi disebabkan oleh penyakit pernapasan, salah satunya akibat penggunaan vape.
Di banyak negara lainnya, produk vape telah ditarik dari pasar. Ada juga negara yang membatasi iklan vape.
Di AS, pemerintah telah mengumumkan rencana untuk menghapus vape berasa dari toko-toko lantaran penggunaan produk tersebut terus meningkat di kalangan remaja.
India juga menghentikan penjualan vape sejak September dengan alasan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
Advertisement
KPU Bantul Ingatkan Caleg Terpilih untuk Lengkapi LHKPN Sebelum Dilantik
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Hakim Agung Didakwa Melakukan TPPU dan Gratifikasi Rp25,9 Miliar
- Sidak ke Bea Cukai Bandara Soetta, Mendag Zulkifli Hasan Temukan WNA Bawa Mesin untuk Dijual
- Mantan Hakim Agung Gazalba Saleh Gunakan KTP Orang Lain untuk Pencucian Uang Rp25,9 Miliar
- Eks Kepala Bea Cukai Jogja Eko Darmanto Diduga Lakukan Pencucian Uang Capai Rp37,7 Miliar
- Muhadjir Sebut Jokowi Perintahkan Para Menteri untuk Bangun Rest Area Lebih Banyak
- Viral Bocah Menangis Kelaparan Minta Makan, Malah Dicaci Maki Ibunya
- Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp200 Juta, SYL Pakai Duit Pinjaman Vendor Kementan
Advertisement
Advertisement