Advertisement
HASIL PENELITAN: Paparan Pestisida Membahayakan Petani
Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG-- Paparan pestisida secara kronis disebut dapat menyebabkan kondisi silent emergency yakni suatu kondisi gawat darurat yang tak terlihat atau disadari. Kondisi ini salah satunya terjadi di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Bertolak dari kondisi tersebut, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM bersama Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Farmasi menggelar kegiatan Summer Course 2019 in Interprofessional Health Care: Emergency and Trauma Care di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang, utamanya di Kecamatan Ngablak. Kegiatan ini melibatkan puluhan mahasiswa baik dari dalam maupun luar negeri.
Advertisement
Panitia sekaligus pencetus ide Summer Course 2019, Ismail Setyopranoto, mengatakan timnya pernah meneliti petani di empat dusun di Desa Seloprojo, Ngablak pada 2016. Hasilnya, 60% petani menggunakan pestisida dalam mengolah pertanian mereka.
Hasil lanjutan menunjukkan petani di wilayah itu terpapar pestisida jangka panjang yang menyebabkan dampak pada neurologis (sistem saraf). Ada empat masalah yang ditemukan yakni sensasi kebas yang tinggi, berkurangnya kemampuan intelektual seperti lebih cepat pikun, ditambah paparan rokok menyebabkan meningkatnya lemak di pembuluh darah serta stunting.
"Ini adalah emergency yang tidak akut, namun dampak yang akan datang akan sangat mengganggu. Karenanya, kami mengajukan ke UGM untuk dilakukan penelitian pengembangan," katanya, Senin (4/11/2019).
Kepala Puskesmas Ngablak, Niken Sulistyo, mengatakan berdasarkan data, paparan pestisida di wilayahnya mencapai 38%. Gejala yang muncul di antaranya mual dan gatal-gatal. Penanganan dilakukan di Puskesmas dan jika tahap lanjut dirujuk ke rumah sakit.
Penyebab terjadinya paparan adalah kurangnya kesadaran petani menggunakan APD (alat pengamanan diri) saat menggunakan pestisida. "Alasannya adalah tidak punya serta ribet menggunakannya. Kami terus mengupayakan agar kesadaran petani menggunakan APD meningkat," jelasnya.
Camat Ngablak, Budi Daryanto, menyebutkan di wilayah yang berada di kawasan pegunungan Andong tersebut, 80% warga adalah petani dengan komoditas tanaman sayuran serta hortikultura. Penggunaan pestisida oleh petani tergolong sangat tinggi.
"Petani tidak berpikir efek buruk dari pestisida, yang penting adalah hasil panen mereka bagus tanpa hama. Memang saat ini ada kelompok tani yang mulai menggunakan sistem organik, namun belum begitu banyak. Jika tidak ada edukasi dari UGM seperti ini, banyak petani tidak tahu kalau pestisida ada efek buruknya," jelas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Orang Tua Harus Miliki Bekal untuk Mendidik Anak di Era Digital
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
- Gabung Afsel, Turki Ajukan Kejahatan Genosida Israel ke Mahkamah Internasional
- Turki Stop Perdagangan dengan Israel. Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat
- Jokowi Apresiasi Perjuangan Garuda Muda di Piala Asia U-23/2024
- Prancis Kecam Serangan Drone Israel k Konvois Bantuan Kemanusiaan Yordania di Gaza
- AHY Akan Deklarasikan Bali sebagai Pulau Lengkap
- Heboh AstraZeneca Akui Vaksin Miliknya Memberikan Efek Samping Pembekuan Darah
Advertisement
Advertisement