Advertisement
Rokok Elektrik Tewaskan 39 Orang di AS, Penyebabnya Mulai Terkuak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Para peneliti telah membuat terobosan dalam menumukan misteri di balik penyakit paru-paru terkait vape atau rokok elektrik yang telah menewaskan 39 orang di AS.
Minyak vitamin E asetat ditemukan di setiap sampel cairan paru-paru dari pasien yang dites oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, atau Disease Control and Prevention (CDC).
Advertisement
"Ini adalah pertama kalinya kami mendeteksi bahan kimia potensial yang menjadi perhatian dalam sampel biologis dari pasien dengan cedera paru-paru ini," kata CDC, dilansir Independent, Minggu (10/11/2019). .
Pada minggu lalu, CDC mencatat ada lebih dari 2.000 kasus penyakit terkait penggunaan rokok elektrik. Sebagian besar pasien mengatakan mereka telah menggunakan produk vaping yang mengandung Tetrahydrocannabinol (THC), bahan yang terdapat pada ganja, sebelum jatuh sakit.
Namun, para ilmuwan belum menyimpulkan bagaimana vaping mengarah pada suatu penyakit. Vitamin E asetat sebelumnya telah ditandai sebagai faktor yang mungkin menjadi penyebab.
Pada September 2019, Administrasi Makanan dan Obat-obatan atau Food and Drug Administration (FDA) menemukan bahan kimia dalam produk-produk ganja yang digunakan oleh orang-orang yang jatuh sakit dengan penyakit paru-paru yang berhubungan dengan vaping.
Minyak itu juga ditemukan di hampir semua sampel ganja dari pasien di New York, kata juru bicara departemen kesehatan negara bagian.
CDC, yang bekerja bersama FDA dan departemen kesehatan setempat untuk menyelidiki penyakit misterius, menganalisis 29 sampel, 82 persen di antaranya berisi THC. Vitamin E asetat dapat ditambahkan ke produk vaping pasar gelap untuk mengencerkan THC atau mengentalkan cairan-e.
Minyak tersebut dapat dicerna sebagai suplemen vitamin atau dioleskan ke kulit dan biasanya tidak menyebabkan kerusakan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan ketika vitamin E asetat dihirup, dapat mengganggu fungsi paru-paru normal.
Gejala yang dilaporkan dari penyakit yang berhubungan dengan vaping meliputi batuk, sesak napas, nyeri dada, mual, muntah, diare dan penurunan berat badan.
"Walaupun menarik bahwa vitamin E asetat dikaitkan dengan EVALI, bukti belum cukup untuk mengesampingkan kontribusi bahan kimia lainnya," lanjutnya.
CDC merekomendasikan orang menghindari menggunakan produk vaping yang mengandung THC sementara penyelidikan lainnya sedang berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Kinerja Buruk, Belasan Anggota Panwascam Pemilu 2024 Dicoret Dari Pengawas Pilkada Sleman
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Menko Airlangga Isi Kuliah Tamu di LSE: Indonesia On-Track Capai Visi Indonesia Emas 2045
- Orang Tua Diminta Awasi Aktivitas Anak di internet untuk Cegah Child Grooming
- Pemerintah Siapkan Aturan Perlindungan Anak di Ranah Online
- Momentum Hardiknas, Puan Ajak Dukung Kemajuan Ekosistem Pendidikan
- Ratusan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai Cibeureum
- Airlangga Bertemu Sekjen Cormann, Tegaskan Komitmen Percepat Proses Keanggotaan Indonesia.
- Mendagri Sebut Pilkada 2024 Telan Anggaran hingga Rp27 Triliun
Advertisement
Advertisement