Advertisement
BMKG Jelaskan Perbedaan Gempa Laut Maluku, Bali dan Ambon
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Gempa bumi yang terjadi di Laut Maluku, Bali Utara, dan Ambon tidak saling berkaitan dan juga memiliki sumber gempa berbeda serta mekanisme yang berlainan pula.
Kepala Bidang Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/11/2019), menyatakan gempa di ketiga wilayah tersebut tidak berkaitan dan gempa tidak menjalar dari satu tempat ke tempat lain.
Advertisement
"Apakah ketiga gempa tersebut saling berkaitan dan saling picu? Tentu saja tidak berkaitan dan gempa tidak menjalar ke sana ke mari," kata Daryono.
Gempa Laut Maluku berkekuatan magnitudo 7,1 terjadi pada Kamis (14/11/2019), Gempa Bali Utara magnitudo 5,0 juga pada Kamis (14/11/2019), dan Gempa Ambon magnitudo 6,5 terjadi 26 September yang ketiganya memiliki kesamaan dalam tipe gempa. Ketiga gempa tersebut memiliki tipe yang diawali oleh aktivitas gempa pendahuluan (foreshock), selanjutnya terjadi gempa utama (mainshock) dan kemudian diikuti oleh serangkaian gempa susulan (aftershocks).
Update hingga Sabtu 16 November 2019 pukul 18.00 WIB, tercatat gempa Laut Maluku diikuti sebanyak 185 gempa susulan, gempa Bali Utara diikuti 100 gempa susulan, dan gempa Ambon diikuti 2.345 gempa susulan.
Meskipun ketiga gempa tersebut memiliki tipe yang sama, akan tetapi memiliki perbedaan dalam hal sumber gempa dan mekanisme sumbernya.
Gempa Laut Maluku dipicu oleh deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku (gempa intraslab), Gempa Bali Utara dibangkitkan oleh sumber gempa struktur Sesar Naik di Utara Bali, dan gempa Ambon terjadi akibat aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan sebelumnya.
Selain berbeda dalam sumber gempa, ketiga gempa tersebut juga berbeda dalam mekanisme sumbernya. Gempa Laut Maluku memiliki mekanisme sumber sesar naik (thrust fault), Gempa Utara Bali memiliki mekanisme sumber kombinasi pergerakan dalam arah mendatar dan naik (oblique thrust), dan gempa Ambon memiliki mekanisme sesar geser (strike slip).
Daryono menegaskan bahwa banyaknya aktivitas gempa bumi di Indonesia bukan disebabkan oleh adanya saling picu antargempat. "Tingginya frekuensi aktivitas gempa bumi disebabkan karena di Indonesia memang banyak terdapat sumber gempa," kata dia.
Indonesia memiliki enam sumber gempa tumbukan lempeng yang jika dirinci menjadi 13 zona sumber gempa megathrust. Selain itu Indonesia juga masih memiliki sumber gempa sesar aktif lebih dari 295 segmen yang menyebabkan Indonesia sering terjadi gempa bumi.
"Setiap sumber gempa memiliki proses akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri, mencapai fase “matang” sendiri-sendiri, dan selanjutnya mengalami rilis energi dalam bentuk gempa bumi sendiri-sendiri. Jadi banyaknya kejadian gempa bukan karena gempa saling menjalar ke sana ke mari," kata Daryono menegaskan.
Oleh karena itu dia menekankan pentingnya terus menggalakkan upaya mitigasi bencana, dengan cara membangun bangunan tahan gempa, merencanakan tata ruang pantai yang aman berbasis risiko tsunami, memahami evakuasi mandiri, berlatih evakuasi, dan memahami cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Diantar Puluhan Pendukung, Roy Saputra Ambil Formulir Pendaftaran Cawawali Solo
- Selamat! Ipswich Town Promosi ke Premier League, Foto Elkan Baggott Terpampang
- Studi Ungkap Wanita 40 Persen Berisiko Alami Depresi saat Perimenopause
- Tepergok di Cawas, Pelaku Pencurian Ngaku Pernah Beraksi di Kalikotes Klaten
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Sunaryanta Minta Orang Tua Awasi Anak dari Ancaman Media Sosial
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Semangat Kolaborasi Demi Masa Depan UMKM Indonesia, Ini yang Dilakukan Astra
- LPS Gandeng DepositoBPR by Komunal Gelar Edukasi Finansial Untuk Karyawannya
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
Advertisement
Advertisement