Advertisement
Haul ke-10 Gus Dur, Sang Istri Sayangkan Masih Ada Perobohan Patung dan Pelarangan Upacara Adat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Istri Presiden Keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah menghadiri haul Gusdur Ke-10 di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (29/12/2019).
Ia mengatakan bangsa Indonesia mengalami defisit tradisi. Hal itu karena adanya perobohan patung, pelarangan ritual tradisi dan upacara-upacara adat di beberapa tempat yang dilakukan atas nama agama. "Kondisi itu membuat bangsa ini mengalami defisit tradisi," ujar Sinta.
Advertisement
Ia menambahkan jika meneladani pemikiran Gus Dur, maka seharusnya bisa diupayakan agar retakan-retakan kebudayaan bisa kembali utuh kembali.
"Sepuluh tahun sejak kepergian Gus Dur, gerakan pemberangusan tradisi terus saja berlangsung. Bukannya mereda malah justru semakin marak dan masif," kata dia.
Gus Dur menurut Sinta, bukan hanya dikenang karena pernah menjadi Presiden Republik Indonesia saja, tapi juga karena Gus Dur seorang budayawan.
"Terbukti dulu Gus Dur pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta, karena dulu Gus Dur adalah seorang budayawan," ujar Sinta.
Gus Dur banyak melahirkan banyak ide dan gagasan tentang kebudayaan dan konsisten membela tradisi sebagai cermin dari nilai-nilai kemanusiaan.
"Bagi Gus Dur, tradisi dan budaya adalah ekspresi dari harkat kemanusiaan, menjaga dan membela kebudayaan pada hakikatnya adalah menjaga kemanusiaan itu sendiri," kata Sinta.
Dalam konteks sosial, agama, dan politik, keberpihakan Gus Dur terhadap kebudayaan termarjinalkan juga memiliki ruang tersendiri bagi keluarga besar Presiden Keempat RI tersebut.
Karena itu dalam haul Gus Dur yang Ke-10 hari ini, keluarga Gus Dur mencoba mengekspresikan gagasan dan kepedulian Gus Dur terhadap kebudayaan.
"Tema ini juga berkaitan langsung dengan quotes Gus Dur yang mengatakan Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan," kata Ketua Panitia Acara Haul Gus Dur Ke-10, Inaya Wahid.
Putri keempat Gus Dur itu percaya, gagasan dan konsep kebudayaan ayahandanya bisa dilahirkan kembali dan menjadi rujukan penting bagi para pemikir dan pelaku budaya saat ini.
Sehingga harapannya, manifestasi pemikiran dan gagasan Gus Dur kembali memberi warna dan memperkaya nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
Advertisement
Kawanan Ubur-ubur Muncul Lebih Cepat, 9 Pengunjung di Pantai Krakal Gunungkidul Jadi Korban
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dituding Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam, Ini Klarifikasi Kemenkop-UKM
- PKS Berharap Prabowo-Gibran Ajak Gabung Koalisi Pemerintah Seperti PKB dan NasDem
- Jumlah Warga Palestina yang Tewas di Jalur Gaza Bertambah Menjadi 34.356 Orang
- Lindungi Rumah Ibadah dari Mafia Tanah, AHY: Program Sertifikat Wakaf Penting
- Konferensi Pariwisata PBB Digelar di Bali, Sandiaga: Positif untuk Indonesia
- UU Perampasan Aset dan BLBI Jadi PR Prabowo-Gibran
- Sandiaga Angkat Bicara Terkait Syuting Film Artis Korea di Bali yang Terkendala Imigrasi
Advertisement
Advertisement