Advertisement

Ini Faktor Alam yang Memicu Kapal Nelayan China Berburu Ikan di Natuna

Newswire
Rabu, 08 Januari 2020 - 07:37 WIB
Nina Atmasari
Ini Faktor Alam yang Memicu Kapal Nelayan China Berburu Ikan di Natuna Kapal nelayan bersandar saat musim utara di kawasan Perairan Natuna. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, NATUNA- Publik Indonesia masih ramai membahas masuknya kapal nelayan asal China yang masuk wilayah Perairan Natuna. Aksi kapal China yang masuk kawasan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) wilayah Republik Indonesia ternyata terkait adanya faktor alam.

Bupati Natuna Hamid Rizal mengemukakan nelayan asing tersebut biasanya memasuki wilayah Perairan Natuna, Kepulauan Riau, saat Musim Utara yang terjadi pada seperti sekarang ini.

Advertisement

"Marak kalau musim utara, karena nelayan kita banyak tidak melaut, ombak besar," kata Bupati Hamid Rizal seperti dilansir Antara di Natuna, Selasa (7/1/2020).

Bagi Nelayan Natuna yang hanya berperahu kecil, musim Utara seperti yang terjadi saat ini menjadi momok. Lantaran gelombangnya tinggi, sehingga mereka banyak yang urung melaut.

Namun, sebaliknya terjadi bagi nelayan China yang menggunakan kapal-kapal besar. Kala Musim Utara seperti saat ini menjadi waktu yang tepat memasuki Perairan Natuna.

"Mereka kapal besar, di situ dia masuk," kata Hamid.

Diakuinya, nelayan Natuna mengeluhkan kehadiran kapal asing. Bahkan ada nelayan yang mengaku kerap diganggu kapal coast guard asing.

"Mereka mengusir nelayan kita agar kembali ke daratan," ujarnya.

Karena kapal nelayan Natuna berukuran kecil dan tidak didampingi pengawas, maka mereka tidak berani melawan.

"Nelayan kita pasti tidak berani karena kapal kecil," katanya.

Lebih lanjut, ia meminta agar aparat berwenang terus melakukan pengawasan di Laut Natuna agar nelayan bisa tenang dan mendapatkan penghasilan yang lebih dan kesejahteraan pencari ikan dapat ditingkatkan.

Hamid juga berharap kapal asing tidak lagi memasuki Perairan Natuna karena kehadirannya mengganggu nelayan.

"Kenapa, karena nelayan Natuna melaut menggunakan kapal yang tidak begitu besar, 3 sampai 4 ton. Kapal asing besar di atas 30 Gross Ton," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kawasan Kumuh Terban, Prenggan dan Pringgokusuman Ditata Tahun Ini

Jogja
| Sabtu, 11 Mei 2024, 21:07 WIB

Advertisement

alt

Hanya 85 Meter, Ini Perbatasan Negara Terkecil di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement