Advertisement
Singapura Temukan 43 Kasus Virus Corona, 6 Orang Telah Sembuh
Advertisement
Harianjogja.com, SINGAPURA-- Virus corona tidak hanya menyebar di China, tetapi juga di sejumlah negara termasuk Singapura. Tiga kasus baru dilaporkan pada Minggu (9/2/2020) sehingga jumlah kasus terkonfirmasi virus corona di negeri Singa itu telah bertambah menjadi 43 kasus.
Kementerian Kesehatan Singapura dalam laporan terbarunya menyatakan seperti dilansir media The Straits Times, Senin (10/2/2020), seorang kakek berumur 71 tahun dan seorang pekerja asal Bangladesh termasuk di antara tiga kasus baru terkonfirmasi corona tersebut. Pasien lainnya adalah seorang pria Singapura berumur 54 tahun yang bekerja di Resorts World Sentosa.
Ketiga penderita corona itu diketahui tidak memiliki kaitan dengan pasien corona sebelumnya. Ketiganya juga diketahui tidak bepergian ke China sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan bahwa jumlah orang yang terinfeksi coronavirus sejauh ini tercatat sebanyak 43 orang. Disebutkan kementerian, enam orang di antaranya saat ini dalam kondisi kritis dan tengah dirawat di ruang ICU. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya empat pasien yang berada dalam kondisi kritis.
Sementara itu, empat pasien corona telah dinyatakan sembuh dan dibolehkan meninggalkan rumah sakit. Sehingga dengan demikian, sejauh ini total enam pasien corona telah dinyatakan sembuh.
Sebelumnya, pemerintah Singapura menaikkan level waspada virus corona ke level oranye, atau satu level lagi sebelum mencapai level tertinggi, merah. Level oranye ini pernah diberlakukan Singapura ketika wabah SARS melanda pada tahun 2003 lalu. Level oranye ini mengindikasikan virus corona adalah parah dan menular dengan mudah antarmanusia.
Pengumuman itu sempat memicu kepanikan di negara kota berpenduduk sekitar 5,7 juta jiwa itu. Seperti dilansir kantor berita AFP, banyak warga berbondong-bondong membeli keperluan dasar seperti beras, mie dan tisu toilet.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan rak-rak kosong di sejumlah toko dan supermarket, troli belanjaan yang dipenuhi barang-barang dan antrean panjang di kasir-kasir.
"Saya khawatir jika mereka semakin meningkatkan level siaga, kami tidak akan bisa keluar," kata seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada AFP setelah meninggalkan toko kelontong.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : detik.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini
- Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Mudik Lebaran, Diskon Tarif Tol Dipatok Maksimal 20 Persen
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Kecelakaan Gerbang Tol Halim, Pengemudi Truk Jadi Tersangka
- Puan Maharani Menegaskan Partai Pemenang Pemilu Berhak Dapat Kursi Ketua DPR
- Syahrul Yasin Limpo Minta Pindah Tahanan, KPK: Rutan Sudah Terstandardisasi
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Badai di Indonesia
- Ramadan Berkah, PLN Kudus Salurkan Ratusan Paket Bantuan bagi Korban Banjir di Kudus dan Demak
Advertisement
Advertisement