Advertisement
Pemakaman di Jakarta Melonjak, Media Asing Curiga Ada Data Kematian Corona yang Tak Dilaporkan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Meningkatnya jumlah pemakaman di Jakarta sejak virus Corona mewabah disorot media asing.
Jumlah pemakaman di Jakarta meningkat tajam pada bulan Maret. Media asal Toronto, Kanada mencurigai angka pemakaman itu terkait adanya kematian akibat virus corona Covid-19 yang tidak dilaporkan.
Advertisement
National Post menerbitkan artikel yang berjudul "Jump in Jakarta funerals raises fears of unreported coronavirus deaths" pada Jumat (3/4/2020).
Dalam artikel itu dijabarkan bahwa hampir 4.400 penguburan terjadi pada bulan Maret tahun ini.
Angka ini 40 persen lebih tinggi dari bulan apa pun sejak setidaknya Januari 2018, menurut tinjauan Reuters terhadap statistik dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta.
Angka penguburan tertinggi kedua selama periode itu terjadi bulan Maret 2019, dimana hampir 3.100 orang dimakamkan.
Disebutkan juga dalam artikel itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merasa sangat terganggu dengan peningkatan angka pemakaman itu.
"Ini sangat mengganggu. Saya berharap semoga ada alasan lain selain kematian COVID-19 yang tidak dilaporkan," kata Baswedan kepada Reuters, Jumat, merujuk pada statistik pemakaman.
Sementara itu, pejabat senior Kementerian Kesehatan tidak menanggapi panggilan telepon dan pesan saat diminta penjelasan tentang statistik pemakaman tersebut. Begitu juga dengan juru bicara Presiden Joko Widodo yang enggan berkomentar.
National Post mengatakan bahwa angka pemakaman dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta tidak mengidentifikasi penyebab kematian.
Tetapi tidak ada epidemi baru yang dilaporkan di Jakarta selama periode tersebut dan juga tidak ada bencana alam besar.
Media asing itu juga menyoroti pemeriksaan virus corona yang dilakukan Indonesia. Menurutnya, angka tes tersebut cukup kecil. Bahkan Indonesia disebut sebagai negara dengan tes corona terendah di dunia.
Dalam sebuah wawancara pada hari Kamis (2/4/2020), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto membela sistem pelaporan dan pengujian.
Dia mengatakan pemerintah pusat merilis data dari hasil lab yang menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) yang akurat. Tapi, Yuri tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari angka pemakaman.
Hingga Jumat (3/4/2020), Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah total infeksi COVID-19 di Indonesia mencapai 1.986 dengan angka kematian 181, yang terbesar di Asia selain China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
- Komitmen Investasi di Solo, Nvidia dan Indosat Targetkan 1 Juta Orang Kuasai AI
- Bersih Dusun, Warga Bunder-Jarakan Klaten Mandikan Sapi & Minum Dawetan Bersama
- Tampil di Taiwan, Produk Dekorasi Rumah RI Raih Potensi Transaksi Rp4,73 Miliar
- Warga Mojomulyo Sragen Terserempet KA di Perlintasan Beloran Sragen
Berita Pilihan
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
Advertisement
PDIP Bantul Perpanjang Masa Pengembalian Formulir Balon Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Buruan Beli! Harga Tiket MotoGP Diskon 50 Persen
- Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo
- PBB Sebut Butuh 14 Tahun Bersihkan Puing di Gaza Imbas Agresi Israel
- Tetangga Sebut Polisi yang Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Adalah Orang baik dan Suka Bergaul
- Anies Baswedan Belum Pikirkan Pilkada DKI Jakarta dan Ingin Rehat Dulu
- PKB dan NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Anies Bilang Begini
- Keluarga Polisi yang Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Datangi TKP untuk Lihat CCTV
Advertisement
Advertisement