Advertisement
2,1 Juta Karyawan Industri Furnitur Segera Dirumahkan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan menyatakanseluruh tenaga kerja industri furnitur akan dirumahkan atau mengalami pemutusan hubungan kerja dalam waktu dekat.
Wakil Ketua Umum Bidang Industri Kecil dan Menengah Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (Himki) Regina Kindangen mengatakan bahwa mayoritas pelaku industri kecil dan menengah (IKM) furnitur telah meliburkan pabrik sejak medio Maret 2020 lantaran tidak ada pesanan yang masuk. Pabrikan furnitur berskala IKM mendominasi pabrikan furnitur nasional hingga 80 persen.
Advertisement
"Kami posisinya belum ada pesanan tambahan dan saat ini sudah awal Mei. Ini sudah sangat mungkin [akan ada pemutusan hubungan kerja/PHK besar-besaran]. Pendataan tenaga kerja yang di-PHK pada Maret itu masih terlalu awal. Gelombang-gelombang [PHK] yang akan datang masih ada," katanya kepada Bisnis, Minggu (3/5/2020).
Himki mencatat jumlah tenaga kerja pada industri furnitur nasional mencapai 2,1 juta orang. Pabrikan IKM atau dengan omzet di bawah US$1 juta per tahun mendominasi 80 persen dari total pelaku industri furnitur.
Asosiasi mencatat sekitar 120.000 tenaga kerja telah dirumahkan pada akhir kuartal I/2002 lantaran tidak ada pesanan dari pasar global. Regina meramalkan seluruh tenaga kerja pada industri furnitur akan dirumahkan atau mengalami PHK dalam waktu dekat.
Regina menyarankan agar pemerintah melalui badan usaha milik negara, kementerian, maupun lembaga mengalihkan pembelian furnitur, kerajinan, maupun peralatan perkantoran pada pabrikan furnitur domestik.
"Saya rasa [industri furnitur nasional] tidak akan bertahan lama kalau tidak ada bantuan yang sangat riil, bantuan yang mengarah pada produktivitas," ucapnya.
Regina mengapresiasi upaya pemerintah yang telah memberi insentif kepada pelaku industri di bidang pajak, sektor perbankan, dan tarif energi. Namun, ujarnya, yang diperlukan pabrikan furnitur saat ini adalah pesanan furnitur agar dapat menjaga serapan tenaga kerja.
Selain itu, Regina meminta agar pemeirntah menghentikan impor furnitur. Pasalnya, nila impor furnitur per tahunnya berada di kisaran US$800 juta.
Menurutnya, pengalihan nilai impor tersebut ke pabrikan dalam negeri dapat menyelamatkan industri furnitur nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Adik Bupati Sragen Wina Sukowati Dapat Kaus Bergambar Dedy Endriyatno
- Peringati Dies Natalis, UT Surakarta Gelar Turnamen Futsal Tingkat Pelajar
- Breaking News! Alasan Keamanan, Laga Indonesia Vs Guinea Digelar Tanpa Penonton
- Masih Ada Seratusan Anak di Solo Tidak dan Putus Sekolah Luput dari Pendataan
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Antusiasme Pelamar Tinggi, KPU Kota Jogja Sebut Kebutuhan PPK Pilkada 2024 Telah Terpenuhi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- AHY Akan Deklarasikan Bali sebagai Pulau Lengkap
- Heboh AstraZeneca Akui Vaksin Miliknya Memberikan Efek Samping Pembekuan Darah
- MUI Desak Mahkamah Pidana Internasional Tak Ragu Tangkap Benyamin Netanyahu
- Kepada Presiden Terpilih Prabowo, Luhut Berpesan Jangan Bawa Orang Toxic ke Kabinet
- Arab Saudi Tangkap Warganya yang Bicarakan Perang Hamas-Israel di Media Sosial
- Heboh Efek Samping AstraZeneca Sebabkan TTS, Begini Respon Menteri Kesehatan
- Pemerintah Buka Seleksi CPNS Jalur Sekolah Kedinasan, Ada 3.445 Formasi
Advertisement
Advertisement