Advertisement
Catatan Penting Bill Gates Setelah Baca Buku Flu Spanyol 1918
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pendiri Micorosft, Bill Gates baru saja memberikan rekomendasi bacaannya. Kali ini rekomendasi bukunya berkaitan dengan pandemi, “The Great Influenza” karya John M. Barry. Buku yang dirilis pada 2004 ini bercerita tentang flu spanyol pada 1918 yang terjadi selama setahun dan menyebabkan kematian 50 juta orang di dunia.
Setelah kembali membaca buku tersebut, Gates menemukan empat poin yang bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat dunia yang saat ini dihadapkan dengan Covid-19.
Advertisement
“Saya senang membacanya. Ini adalah salah satu buku yang menjelaskan kepada saya bahwa dunia perlu melakukan hal yang lebih baik dalam mempersiapkan diri menghadapi patogen novel,” tulisnya, seperti dikutip dari Business Insider.
Berikut adalah empat poin yang diambil oleh Gates:
1. Pengaruh pemimpin dapat menjadikan virus hancur, tetapi juga bisa menjadikan virus lebih parah.
Dia mengatakan pemimpin yang memiliki otoritas mengontrol pandemi ini di suatu daerah dapat memengaruhi tingginya kematian akibat pandemi.
Seperti diketahui, walikota St. Louis menyerukan penutupan tempat-tempat umum dan melarang pertemuan publik besar-besaran. Sebaliknya, walikota Philadelphia mengadakan parade besar untuk upaya perang pada waktu itu. Pada hari-hari berikutnya, kematian di kota itu mulai meningkat.
“Mereka sendiri sakit menjadi kewalahan. Mereka tidak punya tempat untuk meletakkan mayat. Pekerjaan pengurus jenazah meluap. Mereka menumpuk peti mati di aula, di tempat tinggal mereka, ”tulis Barry.
2. Mempermanis informasi terkait pandemi hanya akan membuat keadaan lebih parah.
Gates menyarankan para pemimpin dan organisasi kesehatan memberikan informasi yang akurat kepada publik, meskipun berita itu mengerikan.
“Pada 1918, pemimpin politik Amerika– bahkan komisioner kesehatan– mempermanis berita buru untuk menghindari kepanikan publik. sugarcoated bad news to avoid panicking the public,” Gates wrote. “Itu sangat merusak otoritas mereka ketika warga melihat teman dan tetangga sekarat dalam jumlah besar,” katanya.
3. Filantropis dapat menyelamatkan ratusan dari ribuan nyawa.
Menurutnya donasi berperan penting selama masa pandemi. Tanpa donasi dari orang-orang seperti John D. Rockefeller dan Johns Hopkins, pandemi dapat menjadi lebih buruk pada 1918.
Para donatur ini membantu membangun sekolah kesehatan umum dan sistem pendidikan yang berperan dalam bidang kedokteran dan sains seperti yang kita kenal sekarang.
"Pemberian ini secara mendasar mengubah ilmu pengetahuan dan kedokteran Amerika pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20, memberi negara itu ratusan ribu profesional terlatih untuk merawat mereka yang terserang influenza dan membimbing respons kesehatan masyarakat," tulis Gates.
4. Kita masih belum tahu cara untuk melawan pandemi, jadi kita harus dinamis dan bekerja sama.
Terakhir, Gates berkata pandemi influenza ini mengingatkannya bahwa pandemi adalah pengalaman yang menyakitkan karena mereka mengingatkan orang akan kerapuhan hidup.
Dia menyebutkan bagaimana vaksin flu tidak tersedia sampai tahun 1933, lama setelah pandemi berakhir, sehingga para profesional kesehatan tidak pernah dapat merawat pasien dengan antivirus dan vaksin pada saat flu 1918.
“Kali ini, kita memiliki lebih banyak alat yang dapat digunakan untuk membuat vaksin dan terapi yang efektif. Tetapi perkembangan sains masih lebih lambat dari yang kita harapkan, dan mengakhiri pandemi ini akan membutuhkan lebih dari sekadar sains yang hebat, ”kata Gates.
“Ini juga akan membutuhkan banyak kemauan politik, terutama mendorong jarak sosial dan memastikan bahwa keajaiban ilmiah menyebar sejauh dan seluas virus itu sendiri.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Advertisement
Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Minggu 28 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- KPK Tetapkan 2 Tersangka baru Korupdi Proyek Fiktif PT Amarta Karya
- 1.119 WNI Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air dari Zona Konflik hingga Bencana Alam
- Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen
- Pemerintah Terbitkan Aturan Turunan Terkait Tindak Pidana Kekerasan Seksual
- Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan IKN Capai 80 Persen
- Predksi BMKG: Seluruh Wilayah Indonesia Hujan Lebat Hari Ini
- Polisi Meninggal Dunia dengan Luka Tembak, Jenazah Korban Ditemukan di Mobil
Advertisement
Advertisement