Advertisement
Kematian PDP 4.227, Kawal Covid-19 Sinyalir Angka Kematian Positif Covid-19 Lebih Tinggi dari Data Pemerintah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sejumlah praktisi kesehatan, akademisi dan profesional yang tergabung ke dalam kelompok sukarelawan Kawal Covid-19 mensinyalir angka kematian terkait dengan Covid-19 lebih tinggi ketimbang angka yang diumumkan oleh pemerintah.
Dugaan itu berdasar pada hasil investigasi Kawal Covid-19 atas data-data pelaporan setiap provinsi ihwal orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan pasien positif Covid-19.
Advertisement
Tabulasi data pelaporan pada tanggal 25 Mei 2020, Kawal Covid-19 mencatat, terdapat 188 ODP yang meninggal dunia di sejumlah daerah. Angka itu berasal dari data ODP yang terhimpun di 34 provinsi sebanyak 296.371.
Selain itu, Kawal Covid-19 juga menemukan, terdapat 4.227 PDP yang meninggal dunia. Angka itu berasal dari keseluruhan PDP yang berjumlah 41.145.
Salah seorang relawan Kawal Covid-19 menuturkan temuan ini mengindikasikan angka meninggal terkait kasus Covid-19 cenderung lebih tinggi dari pada data yang disampaikan pemerintah saat ini. Dengan kata lain, dia menerangkan, ada kemungkinan kelompok ini teridentifikasi meninggal sebagai kasus positif Covid-19.
“Bisa jadi meninggal karena Covid-19. Tapi kita enggak tahu karena belum dites kan,” ujar salah seorang sukarelawan, Selasa (26/5/2020).
Dari data yang dihimpun, Kawal Covid-19 menggarisbawahi, case fatality rate atau CFR Indonesia terkait kasus Covid-19 masih cenderung tinggi yakni di angka 6,33 persen.
Menanggapi temuan itu, relawan Kawal Covid-19 meminta pemerintah untuk menghentikan narasi yang membuai dan tidak berdasar sains. Melalui akun Twitter @KawalCOVID19, para relawan menegaskan tidak ada kematian massal akibat stres.
“Prinsip utama dalam komunikasi krisis adalah sampaikan keadaan sebenar-benarnya, apa adanya. Terutama, sampaikan bahaya dan risiko yang dihadapi agar warga waspada, bersiap, dan tahu langkah-langkah apa saja yang bisa mereka ambil untuk mengamankan diri,” tulis relawan Kawal Covid-19 melalui keterangan resmi.
Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menuding rilis pemerintah terkait perkembangan data pasien virus Corona (Covid-19) tidak dilakukan secara real time.
Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Eka Ginanjar, beralasan di lapangan banyak hasil tes PCR belum muncul padahal sudah lebih dua pekan pemeriksaannya.
“Bahkan ada pasien yang sudah sehat atau telah meninggal hasil PCR-nya belum ada,” kata dia melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Jakarta, pada Senin (20/4/2020).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
Advertisement
Golkar Lakukan Survei Elektabilitas Balon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Bantul 2024 Pekan Ini
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- BPS Ungkap 7,2 Juta Warga Indonesia Tidak Punya Pekerjaan
- Sidang Eks Menteri Pertanian SYL, KPK Bawa 4 Saksi dari Kementan
- Prabowo Usul Pembentukan Presidential Club, PKS Mendukung Penuh
- Mantan Hakim Agung Didakwa Melakukan TPPU dan Gratifikasi Rp25,9 Miliar
- Sidak ke Bea Cukai Bandara Soetta, Mendag Zulkifli Hasan Temukan WNA Bawa Mesin untuk Dijual
- Mantan Hakim Agung Gazalba Saleh Gunakan KTP Orang Lain untuk Pencucian Uang Rp25,9 Miliar
- Eks Kepala Bea Cukai Jogja Eko Darmanto Diduga Lakukan Pencucian Uang Capai Rp37,7 Miliar
Advertisement
Advertisement