Advertisement
Terdampak Corona, Chevron Berencana Pangkas 6.000 Karyawan Secara Global
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Perusahaan minyak dan gas dunia, Chevron Corp., berencana memangkas jumlah tenaga kerjanya hingga 15 persen atau setara 6.000 karyawan di tengah tekanan pandemi virus corona.
Chevron merencanakan pengurangan jumlah karyawan sebesar 10 persen hingga 15 persen di seluruh dunia tahun ini. Jumlah itu setara dengan sekitar 6.000 dari 45.000 karyawan di divisi non-penjualan bensin.
Advertisement
“Chevron merampingkan struktur-struktur organisasi untuk mencerminkan efisiensi dan menyesuaikan tingkat aktivitas yang diproyeksikan. Ini adalah keputusan yang sulit dan kami tidak membuatnya dengan mudah,” papar pihak perusahaan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (27/5/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.
Langkah tersebut kemungkinan bakal diikuti oleh raksasa energi lain seperti BP Plc dan Royal Dutch Shell Plc. Sampai sekarang, pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak pandemi virus corona terutama dirasakan di sektor jasa ladang minyak.
Pandemi virus mematikan tersebut telah mendorong lonjakan tingkat pengangguran di seluruh dunia. Namun, dampak ini utamanya dirasakan bisnis energi setelah harga minyak jatuh ke rekor level terendahnya pada bulan lalu yakni level negatif.
Di Amerika Serikat, sekitar 90.000 pekerjaan atau 16 persen telah terpangkas dalam sektor minyak dan gas sejak Maret.
“Pemangkasan oleh Chevron akan berlangsung lintas batas tetapi khususnya pada fungsi perusahaan dan fungsi pendukung," ungkap CFO Chevron Pierre Breber dalam wawancara pada 1 Mei.
“Pekerja di lapangan juga mungkin terpengaruh karena harga minyak yang lebih rendah menyebabkan tingkat aktivitas yang lebih rendah,” tambahnya. Sekitar separuh dari total tenaga kerja Chevron berada di AS.
Upaya-upaya penghematan akan membantu Chevron mencapai target untuk memangkas US$1 miliar dari biaya operasional tahun ini, di samping memangkas pengeluaran modal.
Sementara itu, di antara perusahaan-perusahaan minyak besar lainnya, BP Plc dikabarkan mengurangi posisi manajemen senior, sementara Royal Dutch Shell Plc menawarkan redundansi sukarela.
Di sisi lain, Exxon Mobil Corp mengatakan pihaknya bermaksud untuk memangkas biaya operasional sebesar 15 persen tetapi PHK bukan bagian dari rencana itu, menurut CEO Exxon Darren Woods.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Mancini Sebut 4 Pemain Timnas U-23 Layak ke Liga Italia, Termasuk Marselino
- Guinea Panggil 4 Pemain Level Senior Vs Indonesia, Salah Satunya Eks Barcelona
- Meski Kalah dari China, Tim Uber Indonesia Telah Lewati Target PBSI
- Pembalap Lando Norris Pecundangi Verstappen, Menangi F1 Kali Pertama di Miami
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
Advertisement
Advertisement