Advertisement
Edhy Prabowo Jamin Budidaya Tambak Tidak Disertai Pembabatan Mangrove
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan tidak ada lagi pembabatan hutan mangrove untuk alih fungsi menjadi kawasan tambak budidaya. Inovasi budidaya melalui intensifikasi akan didorong sehingga tidak terjadi alih fungsi hutan mangrove.
Menteri KKP Edhy Prabowo mengatakan bahwa kementerian berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam meski di sisi lain sedang gencar mengembangkan sektor perikanan budidaya, khususnya komoditas udang.
Advertisement
"Pasti akan ada isu lingkungan karena kami sedang gencar mengembangkan budidaya. Tapi saya jamin, ke depan tidak ada lagi pembabatan hutan mangrove, justru kami akan menanami mangrove," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (15/7/2020).
BACA JUGA : Menyelamatkan Ikon Lingkungan di Selatan Jawa
Edhy menegaskan keyakinan tidak ada lagi pembabatan hutan mangrove karena saat ini sudah ada inovasi cara budidaya, dimana penerapannya tidak membutuhkan lahan yang begitu luas tetapi hasil panennya melimpah.
Dia menyebutkan, tambak udang vaname dengan sistem intensifikasi sudah banyak di Indonesia. Gambaran hasil produksinya, 1 hektare (ha) tambak udang vaname bisa menghasilkan hingga 10 hingga 15 ton setiap kali panen. Sistem intensifikasi ini, klaimnya, lebih produktif dibanding tambak yang pengerjaannya secara tradisional.
"Kalau dulu itu 10 ha lahan dapatnya hanya 1 ton. Tapi sekarang 1 ha lahan bisa menghasilkan 10 sampai 15 ton udang. Dan ini sudah terbukti di banyak tempat di Indonesia," paparnya.
BACA JUGA : Gara-gara Sampah, DIY Tak Punya Peredam Tsunami
Edhy menerangkan selain menggunakan sistem intensifikasi KKP akan menerapkan konsep silvofishery. Melalui konsep ini, area-area bekas tambak akan kembali ditanami mangrove sembari dimanfaatkan untuk budidaya biota laut lainnya, seperti ikan kerapu, udang windu, dan kakap putih.
Dia tidak menampik sektor perikanan budidaya, khususnya komoditas udang belum tergarap maksimal. Hal itu menjadi salah satu amanat Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan hasil budidaya.
Hal itu guna menjawab kebutuhan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Untuk pasar internasional, dia menyebutkan, kebutuhannya masih tinggi dan menjanjikan. Sekadar catatan, produksi udang nasional baru sekitar 800.000 hingga 1 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Ratusan Juta Rupiah Dicairkan BPJS Ketenagakerjaan buat Pekerja di Kulonprogo
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 7 Bandara di Sulawesi Ditutup Usai Gunung Ruang Kembali Erupsi, Berikut Daftarnya
- Komisaris HAM PBB Prihatin dengan Sikap Polisi AS yang Membubarkan Aksi Mahasiswa Pro Palestina
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
Advertisement
Advertisement