Advertisement
Profesi Ini Paling Berperan Menyebarkan Hoaks
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pada masa pandemi Covid-19 ini, banyak berseliweran berita tidak benar atau berita bohong alias hoaks di masyarakat. Bentuknya bisa dalam bentuk disinformasi maupun misinformasi.
Selebriti, politisi maupun kelompok dengan pengikut media sosial terbesar (influencer) pun disebut menjadi distributor utama disinformasi terkat virus corona Covid-19 ini.
Advertisement
Dilansir dari laman resmi UNESCO, disinformasi adalah informasi yang salah dan sengaja dibuat untuk menyakiti seseorang, kelompok sosial, organisasi maupun negara.
Seiring berkembangnya zaman, informasi mengenai kebenaran, disinformasi, mal-informasi dan informasi yang salah sering tanpa disadari disebarkan melalui media sosial.
Baca Juga: Kunjungan Wisman Masih Rendah, Pemulihan Dampak di Sektor Pariwisata Butuh Waktu Lama
Pada kasus pandemi ini, sebuah studi yang dilansir dari The Guardian berusaha mengungkapkan fakta bahwa kantor berita atau sejenisnya harus bersaing dengan para influencer dalam menyebarkan informasi mengenai virus corona Covid-19, terutama dalam hal jangkauan.
Contohnya, kasus Aktor Woody Harrelson dan penyanyi MIA yang telah mendapat banyak kritik setelah berbagi klaim tak berdasar tentang dugaan adanya hubungan antara jaringan 5G dengan pandemi virus corona Covid-19.
Hoaks mengenai hubungan antara jaringan 5G dengan virus corona Covid-19 semakin jadi pusat perhatian, ketika warga Inggris mulai merusakkan tiang telepon seluler dalam beberapa hari terkahir.
Baca Juga: Pemerintah Janjikan Subsidi Gaji bagi Pekerja
Akibatnya, ada sejumlah kekhawatiran yang berkembang bahwa disinformasi online mengenai virus corona Covid-19 dapat menyebabkan dampak kesehatan secara nyata.
Penelitian oleh Institute Reuters Oxford untuk studi jurnalisme pun menemukan bahwa politisi, selebriti dan tokoh publik lainnya bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi palsu atau tidak akurat mengenai virus corona Covid-19 sebesar 20%.
Bahkan tingginya jabatan mereka bertanggung jawab menyebarkan hoaks mengenai Covid-19 sebesar 69% dari total penyebaran yang melibatkan media sosial.
Karena, platform media sosial telah bergerak lebih cepat daripada lini massa lainnya. Sehingga disinformasi tentang virus corona Covid-19 pada kelompok tokoh publik, aktor dan penghibur dengan jutaan followers lebih mungkin terjadi.
"Sejumlah kecil orang ini memiliki jangkauan luas untuk konten yang mereka serbarkan. Klaim paling umum berkaitan dengan kebijakan dan tindakan otoritas publik," kata Scott Brennen, seorang peneliti di Institut Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
- Terjunkan 40 Petugas, DLH Solo Bersihkan Tempat Nobar Timnas sampai Dini Hari
- 50 Caleg Terpilih Ditetapkan, DPC PDIP Klaten Tunggu Arahan DPD soal KomandanTe
- UKSW Halalbihalal dengan Kepsek dan Guru BK, Jaga Silaturahmi & Kolaborasi
- Jalak Putih, Hewan Hampir Punah Khas Wonogiri Jadi Maskot Pilkada 2024
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
President IMA: Para Pemasar Harus Berlari Kencang untuk Memenangkan Persaingan
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Orang Tua Diminta Awasi Aktivitas Anak di internet untuk Cegah Child Grooming
- Pemerintah Siapkan Aturan Perlindungan Anak di Ranah Online
- Momentum Hardiknas, Puan Ajak Dukung Kemajuan Ekosistem Pendidikan
- Ratusan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai Cibeureum
- Airlangga Bertemu Sekjen Cormann, Tegaskan Komitmen Percepat Proses Keanggotaan Indonesia.
- Mendagri Sebut Pilkada 2024 Telan Anggaran hingga Rp27 Triliun
- AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
Advertisement
Advertisement