Advertisement
Kabar Baik, Angka Reproduksi Virus Corona di Surabaya Mulai Menghijau
Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan selama dua pekan terakhir, angka reproduksi efektif (Rt) Virus Corona di Kota Pahlawan selalu terkendali.
Angka Rt yang semula berwarna merah berangsur kuning, dan kini sudah dua pekan terakhir berubah menjadi hijau. Perubahan warna itu bukan pada zona, melainkan warna yang terdapat pada Rt tersebut.
Advertisement
Selama 14 hari terakhir mulai dari 21 Juli – 3 Agustus, Rt di Surabaya kurang dari angka satu, yang artinya penularan sudah dapat dikendalikan.
BACA JUGA : Riwayat Perjalanan 4 Pasien Baru Covid-19 di DIY: Dari
“Saya tidak bicara zona. Tetapi bicara Rt yang sudah hijau dengan penularan kasus yang sudah dapat dikendalikan. Atau teorinya penyakit kemungkinan akan hilang dari populasi. Jadi, sekali lagi angka Rt di Surabaya sudah berwarna hijau,” kata Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya dikutip dari surabya.go.id, Jumat (7/8/2020).
Feny – sapaan Febria Rachmanita menjelaskan, dalam Rt itu ada tiga simbol warna yang digunakan untuk menggambarkan angka penularan kasus.
Pertama, warna merah yang artinya angka penularan di atas satu (Rt>1) dan penyakit akan semakin menyebar dan jadi wabah di populasi.
Kedua, warna kuning yang artinya penularan sama dengan satu dan penyakit akan konstan ada, tidak bertambah dan tidak berkurang di populasi, sehingga menjadi endemis.
Ketiga, warna hijau yang artinya nilai penularan di bawah satu dan penyakit dapat terkendali.
“Nah, Surabaya sudah warna hijau dan artinya penyakit sudah terkendali,” kata dia.
Angka Rt dihitung dengan dasar data onset mulai tanggal 26 Februari – 3 Agustus 2020 atau setara dengan 160 hari.
Cara Menghitung
Berdasarkan data tersebut, Feny menerangkan pada 21 Maret – 23 Mei atau bertepatan pada PSBB tahap satu dan dua berwarna merah.
Kemudian, pada 24–25 Mei membaik menjadi kuning. Berikutnya, pada 26 Mei – 04 Juni berubah menjadi warna hijau. Selanjutnya, pada 5–6 Juni 2020 berubah menjadi kuning dan pada 7 Juni berwarna merah.
BACA JUGA : Positif Covid-19, Petugas Tiket Bus Jogja-Surabaya Masih
“Lalu 8–10 Juni masuk warna kuning. Pada 11-12 Juni berwarna merah. Kemudian 13-15 Juni kembali berwarna kuning. Terus begitu, berubah-ubah sangat dinamis. Tetapi yang paling lama warna hijau ini adalah dua minggu terakhir, semoga bisa konsisten,” jelas dia.
Penurunan angka penularan itu, menurut Feny, tidak lepas dari peran Wali Kota Risma yang tak henti-hentinya gencar melakukan sosialisasi untuk selalu menjaga protokol kesehatan.
Siang ini, Bu Risma masih berkeliling untuk ingatkan kamu pakai masker. Kali ini, Bu Risma berkunjung di kawasan perbatasan Surabaya.
— Humas Kota Surabaya (@BanggaSurabaya) August 2, 2020
Mulai Waru Gunung, Karang Pilang hingga kawasan Kebraon pic.twitter.com/RCmW3pER6s
Bahkan tak tanggung-tanggung, Wali Kota Risma turun langsung menertibkan warga Kota Surabaya, seperti pembagian masker ke jalan-jalan, sosialisasi rutin ke berbagai tempat hingga blusukan menyusuri perkampungan.
“Itu salah satunya mengapa Rt kami bisa turun. Karena Ibu Wali tidak pernah berhenti sosialisasi ke masyarakat. Beliau terus melakukan itu. Sehingga masyarakatnya bisa lebih disiplin lagi,” tegasnya.
Selain itu, Kadinkes Kota Surabaya ini mengungkapkan, test swab dan rapid test juga berperan dalam penurunan angka penularan. Sebab, ketika tes itu dilakukan, pasti dapat mempercepat deteksi dini atau penemuan dini pasien terkonfirmasi.
Dengan diketahui hasilnya, Pemkot Surabaya bergerak cepat dan melakukan karantina pasien tersebut agar tidak sampai menular kepada anggota keluarganya.
“Bukan berarti itu jelek lho ya. Dengan banyaknya kita menemukan yang reaktif itu, maka berarti kita bisa lebih cepat memisahkan. Kita bisa deteksi dini dari awal untuk memisahkan pasien konfirm agar dia tidak tertular dengan keluarganya dan teman-temannya,” ujarnya.
Ia berharap, Rt tersebut dapat terus terkendali, meskipun terkadang data tersebut bergerak sangat dinamis. Oleh karena itu, Febria membutuhkan peran masyarakat untuk terus disiplin terhadap protokol kesehatan.
“Pertama jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, dan selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS), serta disiplin pakai masker. Sebab, hanya dengan itu. Kalau disiplin dan patuh kita bisa mengendalikan ini dan tidak tertular,” ungkap dia.
Epidemiolog Dinkes Kota Surabaya, Rosita Dwi Yuliandari, SKM, M.Epid menambahkan indikator angka Rt ini merupakan indikator utama untuk tahu apakah pandemi terkendali atau tidak.
“Pantauan secara berkala dilakukan dan dimonitoring perubahannya dalam 14 hari terakhir sesuai masa inkubasi 14 hari penyakit Covid-19 ini. Makanya, kita pantau terus dan nanti akan kita kolaborasikan untuk menjadi bahan evaluasi dan monitoring kami untuk pemantauan pengendalian kasus tersebut,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Hardiknas 2024, Bayar UKT Mahasiswa Terjebak Pinjol Hingga Gadaikan Barang
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
- BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
- Peringati Hardiknas Terakhir, Mendikbud Nadiem Ingin Merdeka Belajar Terus Dilanjutkan
- Menko Airlangga Isi Kuliah Tamu di LSE: Indonesia On-Track Capai Visi Indonesia Emas 2045
- Orang Tua Diminta Awasi Aktivitas Anak di internet untuk Cegah Child Grooming
- Pemerintah Siapkan Aturan Perlindungan Anak di Ranah Online
Advertisement
Advertisement