Advertisement
Peneliti Temukan Potensi Pengobatan Baru Penyakit Malaria
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Peneliti di The Australian National University (ANU) memimpin sebuah studi yang hasilnya dapat mengarah pada pengobatan baru untuk memerangi malaria yang resistan terhadap obat, serta meningkatkan obat yang ada.
Malaria disebabkan oleh Plasmodiumparasit, yang menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Studi mereka dipublikasikan di jurnal Nature pada kategori Communications, Kamis (6/8/2020) dengan judul The natural function of the malaria parasite’s chloroquine resistance transporter.
Advertisement
Menurut penulis utama, Dr Rowena Martin dan mahasiswa PhD Sarah Shafik, evolusi berkelanjutan dari parasit yang resisten terhadap obat-obatan yang ada merupakan ancaman yang signifikan untuk pengendalian dan pemberantasan malaria.
Baca juga: Ini Penyebab Orang Sering Mengingau Menurut Ahli
Martin bersama timnya melihat PfCRT, protein yang penting untuk resistensi multidrug pada parasit malaria dan juga merupakan target obat yang menjanjikan. Martin mengatakan selama 20 tahun, para peneliti di seluruh dunia telah mencoba memahami fungsi PfCRT dan mengapa itu penting untuk kelangsungan hidup parasit.
“Kami telah berhasil menjawab pertanyaan lama ini,” kata Martin seperti dikutip dari laman The Australian National University, Jumat (7/8/2020).
Sementara itu, Shafik menambahkan bahwa ada kebutuhan nyata untuk mengidentifikasi target obat baru untuk malaria, serta untuk mempelajari lebih lanjut tentang biologi parasit dan protein yang bertanggung jawab untuk resistensi multidrug.
"Studi kami tentang PfCRT berkontribusi terhadap semua tujuan ini," ujarnya.
Baca juga: Pakar: Kelas Online Tak Baik Bagi Kesehatan Anak
Penelitian itu menunjukkan PfCRT dapat dihambat oleh obat-obatan, yang menunjukkan bahwa fungsi alaminya adalah target yang 'dapat diminum', serta membuka jalan bagi desain terapi baru.
"Mengetahui bagaimana fungsi PfCRT akan membantu mengembangkan obat yang memblokirnya," kata Martin.
Dia menambahkan selain membunuh parasit secara langsung, obat ini dapat digunakan dalam terapi kombinasi untuk meniadakan resistensi multidrug yang disebabkan oleh PfCRT dan dengan demikian memulihkan aktivitas obat yang ada. Terapi, lanjutnya, menargetkan parasit dalam berbagai cara sangat penting untuk memerangi malaria yang resistan terhadap beberapa obat.
"Kami sekarang juga dalam posisi untuk memahami penyebab dan kendala yang mendikte evolusi PfCRT di berbagai belahan dunia di mana malaria menjadi perhatian," ujarnya.
Menurut laporan malaria Dunia terbaru, ada 228 juta kasus malaria pada 2018. Ada juga sekitar 405.000 kematian akibat malaria pada 2018, membuat pencarian pengobatan yang lebih efektif menjadi lebih penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Berkah Acara Dekranas di Solo: Sewa Mobil Ramai Dipesan, Produk UMKM Laris
- KA Sembrani Sambar Mobil di Semarang, Netizen: Palang Perlintasan Telat Ditutup
- Soal Penggantian Caleg Terpilih, Ketua DPC PDIP Klaten Berharap Semua Legawa
- Simpang Joglo Solo Ditutup Total, Angkutan Berat Harus Beralih Lewat Tol
Berita Pilihan
- Liga Arab Serukan Pengerahan Pasukan Perdamaian PBB di Palestina
- Nama Ahok dan Djarot Masuk Bursa Pilkada Jakarta 2024 dari PDI Perjuangan
- Menparekraf: Investigasi, Evaluasi dan Siapkan Rencana untuk Tindak Lanjuti Pelaku Ritual Menyimpang di Ubud
- Harga Tiket Terusan Laga Timnas Indonesia diKualifikasi Piala Dunia 2026, Paling Murah Rp450 Ribu
- Draf RUU Penyiaran Larang penyiaran Jurnalisme Investiagsi: Mahfud: Harus Kita Protes
Advertisement
Jelang Pilkada, Bawaslu Bantul Minta Pemkab Review dan Revisi Perbup Tentang APK
Advertisement
Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Menparekraf: Investigasi, Evaluasi dan Siapkan Rencana untuk Tindak Lanjuti Pelaku Ritual Menyimpang di Ubud
- Penyeludup Ratusan Anjing ke Jateng Dituntut 1,5 Tahun Penjara dan Denda Rp250 Juta
- Mesin Pesawat Garuda Pengangkut Jemaah Haji Terbakar, Begini Reaksi Kemenag
- UKT Bakal Naik, DPR Segera Panggil Kemendikbudristek
- Masih Populer, Tiga Nama Ini Bersaing Ketat di Pilkada Jawa Tengah
- Prabowo Ikut Memantau Penanganan Bencana Alam di Sumbar
- Dewan Pers Heran, Jokowi Hormati Pers Tapi Pemerintah Bakal Larang Jurnalistik Investigatif
Advertisement
Advertisement