Advertisement
Pengamat Telekomunikasi: SMS Promosi & SMS Penipuan Harus Masuk Regulasi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi memberikan apresiasi serta masukan terhadap langkah Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dalam membatasi kegiatan promosi melalui pesan singkat.
Pengamat menilai seharusnya BRTI juga menyusun regulasi mengenai SMS penipuan yang dilakukan oleh individu.
Advertisement
Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan langkah BRTI dalam membatasi SMS promosi yang dikirimkan oleh operator seluler sudah tepat. Pasalnya, aktivitas tersebut mengganggu kenyamanan masyarakat.
“[SMS penawaran] perlu diatur waktu pengiriman dan jumlahnya agar tidak mengganggu kenyamanan konsumen,” kata Heru kepada Bisnis, Minggu (1/11/2020).
Meski demikian, Heru berpendapat dibandingkan dengan SMS penawaran yang dikirim oleh operator seluler, SMS penipuan dan phising dari individu dinilai lebih berbahaya. BRTI seharusnya memberikan perhatian lebih mengenai hal tersebut.
Dia pun mengusulkan agar BRTI dan Kemenominfo memiliki kanal pengaduan khusus SMS penipuan sehingga masyarakat dapat melakukan pengaduan dan kemenkominfo langsung memblokir nomor tersebut.
“Harus ada mekanisme bagaimana pengguna bisa lapor ke Kemkominfo dan BRTI, termasuk bukti SMS dan threshold yang melaporkan agar nomor tersebut bisa diblokir,” kata Heru.
Senada, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono menjelaskan produk layanan yang diberikan operator adalah layanan konektivitas.
Operator tidak mengontrol konten yang terdapat dalam koneksi tersebut sehingga pemerintah perlu terlibat dalam hal tersebut.
Dia mengimbau bagi pelanggan yang mendapat SMS penipuan untuk melaporkannya ke operator seluler atau bahkan ke pihak berwajib.
“Apabila disalahgunakan oleh pengguna untuk penipuan maka pelanggan dapat melaporkan hal tersebut bahkan bisa melaporkan ke aparat penegak hukum karena sudah masuk ranah hukum,” kata Kristiono.
Adapun mengenai aktivitas promosi operator seluler melalui kanal SMS, Kristiono berpendapat bahwa itu melupakan hal yang wajar.
Operator memiliki kepentingan untuk memperkenalkan produk mereka kepada pelanggan,sebagaimana perusahaan-perusahaan lain.
“Kalau promo yang dilakukan oleh operator untuk produknya sendiri tidak masalah karena masih terkait dengan penawaran layanan yang perlu diketahui atau dibutuhkan pelanggan,” kata Kristiono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Kamis 2 Mei 2024, BMKG: Cerah Berawan
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 7 Bandara di Sulawesi Ditutup Usai Gunung Ruang Kembali Erupsi, Berikut Daftarnya
- Komisaris HAM PBB Prihatin dengan Sikap Polisi AS yang Membubarkan Aksi Mahasiswa Pro Palestina
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
Advertisement
Advertisement