Advertisement
LIPI Bikin Masker Elektrik Pembunuh Virus
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengembangkan desain masker elektrik untuk membunuh virus corona penyebab COVID-19 saat udara masuk di dalam masker.
"Filtrasi kedua kami punya desain khusus, sehingga ketika udara yang dihirup itu akan benar-benar terjamin bakteri dan virusnya terbunuh," kata Deni Shidqi Khaerudini, peneliti LIPI yang terlibat dalam pengembangan masker elektrik kepada ANTARA di Jakarta, Senin (2/11/2020).
Advertisement
Masker bertenaga baterai tersebut dirancang memiliki filter ganda, yakni filter pertama menggunakan tembaga berbentuk kasa atau jaring dengan ukuran mesh, dan filter kedua berbasis sterilizer vortex.
Masker yang tidak perlu dicuci itu juga akan menggunakan sinar ultraviolet C (UVC), sehingga bisa menyinari udara yang masuk dan juga membunuh virus dan bakteri.
"Jadi, ketika sebelum dihirup ibaratnya menjamin bahwa udara yang dihirup benar-benar 'fresh' sudah tidak ada bakteri dan virus," tutur peneliti dari Pusat Penelitian Fisika LIPI itu.
Dengan filter ganda, masker tersebut mengusung konsep "trapping" (menjebak) dan "killing" (membunuh).
Ketika udara masuk, virus dan bakteri terjebak atau terperangkap di filter pertama yang berbasis tembaga. Lalu virus atau bakteri akan benar-benar terbunuh di filter kedua.
"Kami buat 'double' (ganda) filtrasi, pertama untuk perangkap si virus dan bakterinya, yang kedua untuk 'killing' (membunuh) bakteri atau virusnya," tutur Deni.
Penyaringan terhadap udara yang masuk ke dalam masker akan menggunakan bantuan elektrostatik untuk membantu menjebak partikel virus dan bakteri.
"Jadi kalau si virus atau bakteri tadi tanpa ada bantuan elektrostatik dia bisa lolos, jadi kita 'trapping', makanya nanti harus ada listrik di situ, nanti kita akan tanam baterai, ada baterai lithium ion di maskernya," ujar Deni.
Sinar UVC akan muncul ketika masker digunakan bukan pada saat masker disimpan atau tidak digunakan. Untuk sistem memunculkan sinar UVC tersebut masih dalam konsep yang bisa memanfaatkan sensor khusus atau dibuat dengan menekan tombol tertentu untuk menyalakan.
Masker tersebut dilengkapi dengan baterai, sehingga dayanya dapat diisi ulang sewaktu-waktu dengan alat pengisi daya. Masker dibuat dengan desain sedemikian rupa sehingga lebih ringan dan efektif, namun tetap dalam bentuk kompak atau kokoh.
"Nanti kami kombinasi di dalamnya dengan sinar UVC, tapi tetap kami buat desainnya ekonomis supaya tetap enak dipakai tidak terlalu berat dan juga efektivitas 'killing' (membunuh) bakteri dan virusnya jadi lebih bagus," tutur Deni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pilkada Jawa Timur, Golkar Resmi Mengusung Khofifah-Emil Dardak
- Pesawat Jatuh di BSD, Kemenhub: Penjelasan Detail Tunggu Koordinasi
- Singapura Menghadapi Gelombang Baru Covid-19, Kasus Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
- Letusan Gunung Ibu Ciptakan Fenomena Unik karena Memicu Badai Petir Vulkanik
- Tingkatkan Cadangan Emas hingga Rp80 Triliun, Pengelola Tambang Gosowong Lakukan Efisiensi
Advertisement
Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Senin 20 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Keamanan AS Sebut Terorisme Kembali Muncul dan Jadi Ancaman
- Kemenko Perekonomian: Ada Plafon Rp107 Miliar untuk Beli Alsintan
- Dalam Sehari, Gunung Semeru Alami 14 Kali Erupsi
- Menpar Soroti Pengerukan Tebing untuk Kepentingan Pariwisata
- Tiba di Bali, Elon Musk Disambut Luhut
- Ada Prospek Usaha, Warga Sekitar IKN Diharapkan Tidak Menjual Lahan
- Amankan Aksi Bela Palestina di Kedubes AS Hari Ini, Polisi Kerahkan 1.648 Personel
Advertisement
Advertisement