Advertisement
Pemerintah Pastikan Vaksin Covid-19 Lalui Tahapan Uji Praklinis & Aman Bagi Manusia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan vaksin Covid-19 aman bagi manusia karena telah melalui tahapan uji praklinis dan klinis. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan bahwa pada prinsipnya vaksin tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Apabila seseorang divaksinasi, vaksin yang masuk ke dalam tubuh akan menstimulasi imunitas tubuh dan pemerintah memastikan bahwa vaksin Covid-19 ini aman digunakan oleh manusia karena harus melalui tahapan praklinis dan klinis,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
Advertisement
BACA JUGA : Soal Vaksinasi Covid-19 di Jogja, Ini Kata Sultan
Hal itu diisampaikannya karena hasil survey Lembaga Populi Center mengenai penerimaan masyarakat terhadap rencana penggunaan vaksin Covid-19 menunjukkan, sebanyak 60 persen masyarakat mengaku bakal bersedia menggunakan vaksin dari pemerintah, sedangkan sisanya menolak divaksinasi.
Mereka yang menyatakan enggan divaksinasi Covid-19 karena takut memberikan efek samping yang buruk bagi kesehatan hingga takut tetular.
Terpisah, Uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 oleh Bio Farma di Bandung dilaporkan terus berjalan. Untuk mengetahui efikasi vaksin, masih diperlukan data perubahan pada sampel darah dari para relawan.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Kusnandi Rusmil menyebutkan di Bandung 1.620 subjek sudah selesai disuntik. Tinggal diikuti perkembangan kondisinya setelah penyuntikan.
BACA JUGA : HARIAN JOGJA HARI INI: Vaksinasi Covid Dimulai November
“Jadi dia itu sebelum disuntik kan diambil darahnya, sebulan akan diambil lagi, 3 bulan dan 6 bulan akan diambil lagi untuk evaluasi kadar imun, keamanan vaksin, dan efikasi vaksin,” ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad ini pada dialog produktif KPCPEN, Selasa (10/11/2020).
Kusnandi menjelaskan di antara 1.620 relawan ada yang diberi plasebo. Nantinya, kondisi antara yang diberi vaksin dan yang diberi plasebo akan dibandingkan perbedanya.
“Tapi untuk menemukan efikasi memang sampel harus diambil dari beberapa tempat. Jadi tetap harus menunggu hasil uji klinis di Brasil, Uni Emirat Arab, dan India, yang dilakukan bersama-sama,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Manfaatkan Sampah Rumah Tangga, Kelurahan Cokrodiningratan Latih Warga Bikin Kompos dengan Biopori
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Korlantas Uji Coba Kirim Surat Tilang via Whatsapp
- Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Kementerian PPPA: Jika Depresi Segera Cari Bantuan Profesional
- Menlu Retno Soroti Kesenjangan Pembangunan Negara Anggota OKI
- Aparat Indonesia Tangkap 2 Kapal Vietnam saat Curi Ikan di Perairan Natuna
- Terdampak Erupsi Gunung Raung, Bandara Samratulangi Mulai Beroperasi Normal
Advertisement
Advertisement