Advertisement
Brasil Setop Uji Vaksin Covid-19 Sinovac Setelah Sukarelawan Meninggal
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Brasil menangguhkan uji coba salah satu vaksin virus Corona buatan Sinovac setelah seseorang meninggal. Namun, para peneliti mengatakan kematian itu tidak terkait dengan obat tersebut.
Brasil menghentikan uji klinis kandidat vaksin virus Corona Sinovac pada hari Senin 9 November 2020.
Advertisement
Lembaga penelitian medis Butantan Brasil telah bekerja dengan bioteknologi swasta China dalam uji klinis vaksinnya di São Paolo sejak Juli.
Tetapi Anvisa, regulator kesehatan Brasil, mengatakan pada hari Senin bahwa "kejadian buruk yang serius" terjadi pada tanggal 29 Oktober dan bahwa pengujian sekarang ditangguhkan.
Direktur Buntantan Dimas Covas mengatakan kematian telah terjadi, tetapi itu tidak terkait dengan vaksin tersebut. Sinovac mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya "yakin dengan keamanan vaksin itu."
Kabar tentang penangguhan uji coba datang beberapa jam setelah Pfizer mengumumkan bahwa vaksin uji coba saingannya, yang dikembangkan dengan BioNTech, memiliki kemanjuran 90%.
"Karena ada lebih dari 10.000 sukarelawan saat ini, kematian bisa terjadi. Ini adalah kematian yang tidak ada hubungannya dengan vaksin dan oleh karena itu bukan saatnya untuk menghentikan uji coba," kata Covas dilansir dari Bussiness Insider.
Anvisa mengatakan tidak akan merilis informasi lebih lanjut tentang kematian tersebut.
"Data relawan penelitian klinis harus dirahasiakan, sesuai dengan prinsip kerahasiaan, martabat manusia dan perlindungan peserta," katanya.
"Dengan studi yang dihentikan, tidak ada sukarelawan baru yang dapat divaksinasi."
Dalam pernyataan yang diposting ke situs webnya pada hari Selasa, Sinovac mengatakan vaksinnya tidak bisa disalahkan.
"Kami mengetahui bahwa kepala Institut Butantan percaya bahwa kejadian merugikan yang serius (SAE) ini tidak terkait dengan vaksin," katanya.
"Kami yakin dengan keamanan vaksin tersebut."
Institut Butantan akan mengadakan konferensi pers pada pukul 11 pagi waktu setempat (9 pagi ET) pada hari Selasa, menurut BBC.
Vaksin uji coba Sinovac adalah salah satu dari sejumlah yang telah disetujui China untuk penggunaan darurat dan telah diberikan kepada petugas kesehatan garis depan dan keluarga mereka selama berminggu-minggu.
Menunda uji coba vaksin bukanlah hal yang aneh.
Pada 12 Oktober, Johnson & Johnson menghentikan uji coba vaksin virus korona setelah seorang peserta menderita penyakit yang tidak dapat dijelaskan dan, pada September, AstraZeneca menghentikan uji coba karena kekhawatiran bahwa peserta di Inggris mungkin mengalami reaksi yang merugikan.
Pada akhir Oktober, seorang sukarelawan berusia 28 tahun dalam uji coba vaksin virus korona AstraZeneca di Brasil meninggal karena komplikasi Covid-19, meskipun surat kabar O Globo di negara itu mengatakan peserta diberi plasebo alih-alih vaksin uji coba.
Perwakilan Oxford Vaccine Group, yang mengembangkan vaksin dengan AstraZeneca, mengatakan pihaknya akan melanjutkan uji coba karena "tidak ada kekhawatiran tentang keamanan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 66 Pegawai KPK Terlibat Pungli, Dua Rutan Dinonaktifkan
- Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
Advertisement
PDIP Sleman Buka Penjaringan Calon untuk Pilkada 2024, Ini Kriterianya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Benda Bersejarah dari Masa Majapahit, Dikembalikan AS ke Indonesia dan Kamboja
- Ada Potensi 6 Juta Ounce Emas di Tanah Papua yang Belum Terjamah Freeport
- 2.086 Hektare Lahan di IKN Bermasalah, AHY: Kami Komunikasikan dengan DPR
- Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer
- Cegah Tawuran, Polisi Bubarkan Pemuda Nongkrong
- Prediksi BMKG: Sejumlah Kota Besar Turun Hujan Hari Ini
- Pusat Riset dan Start Up Dibangun di IKN, Libatkan Stanford University
Advertisement
Advertisement