Advertisement
Merapi Siaga, Harga Ternak Sapi Anjlok
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN -- Harga jual sapi di kawasan rawan bencana (KRB) III di Klaten mulai turun. Kondisi ini disebabkan banyaknya warga di kawasan itu yang menjual hewan ternaknya menyusul naiknya status Gunung Merapi dari waspada ke siaga.
Koordinator Pengungsi Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten , Jainu, mengatakan total populasi sapi di beberapa dukuh di desanya yang tergolong KRB III mencapai 250 ekor. Beberapa dukuh yang masuk di KRB III di Balerante, di antaranya Samburejo, Ngipiksari, dan Gondang.
Advertisement
BACA JUGA : HARIAN JOGJA HARI INI: Kondisi Merapi Lampaui Erupsi 2006
"Hingga sekarang sudah ada yang mengungsikan hewan ternaknya. Ada juga yang mulai menjual karena enggak mau ribet saat mengungsikan hewan ternaknya. Harga jual ternak sapi sekarang mulai turun. Biasanya per ekor sampai Rp30 juta sekarang menjadi Rp25 juta untuk sapi jenis metal. Yang harga Rp10 juta-Rp15 juta per ekor juga sudah turun Rp1,5 juta per ekornya. Total sapi yang sudah dijual di sini berkisar lebih dari 20 ekor," kata Jainu saat ditemui Solopos.com, Rabu (11/11/2020).
Turunnya harga sapi disebabkan banyaknya pemilik sapi di lereng Gunung Merapi yang menjual hewan ternaknya secara bersamaan.
Hal senada dijelaskan Ketua Sukarelawan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Purnomo. Sapi menjadi barang berharga bagi warga di lereng Gunung Merapi. Hal itu termasuk warga di Desa Tegalmulyo.
"Di sini [Tegalmulyo], setiap keluarga itu pasti punya sapi. Bahkan, satu keluarga ada yang punya 4-5 ekor. Saat menjelang erupsi seperti ini, tren harga jual sapi mulai turun. Sekarang sudah ada penurunan sekitar lima persen. Khusus sapi lokal, harga jual secara normal senilai Rp17 juta per ekor," kata Purnomo.
Semakin Anjlok
Purnomo memprediksi harga sapi akan terus turun hingga terjadi erupsi Gunung Merapi. Biasanya harga sapi anjlok sampai 50%. "Sapi itu menjadi celengan bagi warga [di lereng Gunung Merapi]. Saat terjadi erupsi, biasanya tak ada pakan ternak [tak ada rumput karena terkena awan panas]. Yang jual di pasaran semakin banyak," katanya.
BACA JUGA : BPPTKG Beberkan Perkiraan Panjang Luncuran Awan Panas
Warga Tegalmulyo, Juli, memiliki tiga ekor sapi. Karena itu pula ia belum mau mengungsi karena masih punya sapi yang harus ia jaga. "Ibu saya sudah di pengungsian sementara [tiap malam]. Saya sendiri masih di rumah karena saya harus memikirkan pakan ternak untuk hewan sapi saya," katanya.
Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Usaha Peternakan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Triyanto, mengatakan pendataan hewan ternak besar di lereng Gunung Merapi sudah dilakukan jauh hari. Ternak yang didata berupa sapi dan kambing.
"Sudah didata semuanya. Jika terjadi erupsi, ternak besar itu masuk skala prioritas untuk dievakuasi setelah warga," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Advertisement
Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadi Markas Pungli Pegawai KPK, 2 Rutan Ditutup
- KPK Tetapkan 2 Tersangka baru Korupdi Proyek Fiktif PT Amarta Karya
- 1.119 WNI Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air dari Zona Konflik hingga Bencana Alam
- Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen
- Pemerintah Terbitkan Aturan Turunan Terkait Tindak Pidana Kekerasan Seksual
- Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan IKN Capai 80 Persen
- Predksi BMKG: Seluruh Wilayah Indonesia Hujan Lebat Hari Ini
Advertisement
Advertisement