Advertisement
Penerapan 3M-3T dengan Ketat dan Masif Ampuh Kendalikan Pandemi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Konsultan Biologi Molekuler Independen Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, menilai penerapan protokol 3M dan pengendalian dengan 3T secara ketat dan masif sangat efektif untuk mengendalikan pandemi COVID-19, meski tanpa vaksin.
"Jadi, yang perlu kita ingat bahwa pandemi ini bisa dikendalikan tanpa vaksin, tapi memang perlu penerapan 3M dan 3T yang sangat ketat dan masif," kata Ahmad dalam Kelas Umum Pandemi yang diselenggarakan secara virtual oleh relawan Lapor COVID-19 dan Komunitas Jalansutra di Jakarta, Senin (124/12/2020).
Advertisement
Ahmad mengatakan bukti bahwa pandemi COVID-19 bisa dikendalikan tanpa vaksin dapat dilihat dari China, yang menurutnya sudah dapat mengendalikan COVID-19 pada awal Maret, setelah mereka melakukan upaya pengendalian dengan penguncian wilayah, dengan 3T yaitu pemeriksaan, penelusuran dan penanganan, serta protokol 3M dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak secara ketat dan masif.
"Kalau saya gambarkan, kita punya ban yang bocor. Kalau kita bicara untuk mengendalikan, kita tentu harus mengendalikan bocor yang besar. Bocor yang besar ini dengan 3M dan 3T. Dengan itu lubang besar dari pandemi bisa kita tutup. Tapi kalau ada lubang-lubang kecil, itu bisa ditutup dengan vaksin," katanya memberikan gambaran tentang pentingnya penanggulangan dengan 3M dan 3T dilengkapi dengan vaksinasi.
Ia mengatakan bahwa vaksin memang penting dalam penanggulangan wabah COVID-19. Namun demikian, vaksinasi bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi wabah tersebut.
Meskipun vaksin COVID-19 sudah ada, upaya penanganan COVID-19 dengan 3M dan 3T tidak serta merta bisa berhenti, karena vaksin yang tersedia saat ini jumlahnya masih sedikit dan baru diprioritaskan untuk kelompok orang yang paling berisiko terkena COVID-19 terlebih dahulu.
BACA JUGA: Update Corona DIY: 111 Positif, 57 Sembuh, 1 Meninggal
Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar dapat mengendalikan wabah COVID-19 di Indonesia masih sangat lama.
Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan dengan 3M oleh masyarakat dan upaya pengendalian dengan 3T oleh pemerintah harus terus menerus dilakukan, sehingga potensi infeksi COVID-19 dapat semakin dibatasi.
Protokol 3M dan 3T perlu terus menerus dilakukan, bahkan setelah ada vaksin karena virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, sangat mudah menular. Sehingga, penyebaran virus tersebut akan menjadi semakin tidak terbendung jika masyarakat abai menjalankan protokol 3M.
"Jadi perlu diingat, virus ini mudah sekali menular tanpa gejala, sekitar 40 persen. Artinya, di sini penting namanya physical distancing, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, karena itu memang riil. Jadi itu bukan sekadar mantra yang membosankan. Tapi itu yang paling penting. Setelah itu, pemerintah membantu dengan 3T, yaitu testing, tracing dan treatmen," kata Ahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 66 Pegawai KPK Terlibat Pungli, Dua Rutan Dinonaktifkan
- Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
Advertisement
PDIP Sleman Buka Penjaringan Calon untuk Pilkada 2024, Ini Kriterianya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Benda Bersejarah dari Masa Majapahit, Dikembalikan AS ke Indonesia dan Kamboja
- Ada Potensi 6 Juta Ounce Emas di Tanah Papua yang Belum Terjamah Freeport
- 2.086 Hektare Lahan di IKN Bermasalah, AHY: Kami Komunikasikan dengan DPR
- Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer
- Cegah Tawuran, Polisi Bubarkan Pemuda Nongkrong
- Prediksi BMKG: Sejumlah Kota Besar Turun Hujan Hari Ini
- Pusat Riset dan Start Up Dibangun di IKN, Libatkan Stanford University
Advertisement
Advertisement