Advertisement
Asita Bali: 3.000 Wisatawan Batalkan Kunjungan ke Bali, Kerugian Capai Rp300 Miliar
Advertisement
Harianjogja.com, DENPASAR – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali menghitung sedikitnya 3.000 wisatawan membatalkan kunjungan ke Pulau Dewata menyusul revisi kebijakan swab test. Total kerugiannya diproyeksi mencapai Rp300 miliar.
Adanya revisi kebijakan tes usap berbasis PCR ini pun dinilai akan menghambat kunjungan wisatawan lebih lanjut.
Advertisement
Data penerbangan di Bandara Ngurah Rai mencatat hingga 18 Desember 2020 pukul 18.00 WITA, ada 4.027 kedatangan ke Bali dari 91 penerbangan. Sementara itu, ada 5.364 keberangkatan dengan 85 penerbangan.
Adapun Pemerintah Bali telah merevisi surat edaran mengenai persyaratan wisatawan masuk ke Bali yang semula berlaku mulai 18 Desember 2020 menjadi mulai 19 Desember 2020. Pemberlakuan kebijakan ini tetap berlangsung hingga 4 Januari 2021.
Revisi juga dilakukan pada periode hasil negatif swab test berbasis PCR yang dapat digunakan paling lama 7 hari sebelum keberangkatan. Sebelumnya, hasil negatif swab test berbasis PCR dan hasil negatif rapid test antigen paling lama 2 hari sebelum keberangkatan.
Ketua ASITA Bali Komang Takuaki Banuartha mengatakan kebijakan tes usap dilakukan dengan mempertimbangkan citra Bali sebagai destinasi wisata dunia. Bali yang bergantung pada wisatawan mancanegara (wisman) berharap kunjungan bisa pulih pada 2021, sehingga libur Natal dan Tahun Baru ini bukan semata-mata dilihat sebagai peluang peningkatan kuantitas wisatawan.
"Kalau ada lonjakan terlalu besar pada angka kasus Covid-19, Bali tidak bisa membuka perbatasan untuk kunjungan wisman, kita akan lebih terpuruk lagi. Maka, dengan swab test dan antigen bisa lebih aman," paparnya kepada Bisnis, Jumat (18/12/2020).
Dia mengakui adanya kebijakan wajib tes usap memang berdampak pada pembatalan kunjungan wisata ke Bali pada akhir tahun ini. Namun, pemerintah setempat kembali menanggapi kebijakan tersebut dengan melakukan revisi untuk memberikan kelonggaran.
Menurutnya, dengan revisi kebijakan ini, kunjungan wisata ke Bali akan bisa meningkat pada akhir tahun nanti. Bahkan, diproyeksi ada lebih dari 50.000 wisatawan domestik yang memasuki Bali lewat laut maupun udara.
"Pemerintah perhatikan pemberitaan yang ada, solusi yang mereka ambil ya melakukan revisi. Saya nilai tidak ada yang perlu disalahkan karena kita memikirkan 2021," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- PP Soloraya Gelar Tasyakuran Kemenangan Prabowo-Gibran dan Halalbihalal
- Pilkada 2024, Ini Harapan Petani Tembakau Boyolali untuk Bupati-Gubernur Baru
- JNE Content Competition 2024 Berhadiah Ratusan Juta Rupiah Digelar, Yuk Daftar!
- Diantar Seratusan Kader PDIP, Her Suprabu Daftar Bakal Cawali Solo 2024
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Malam Ini, Wabup Sleman Ajak Masyarakat Nobar Indonesia Vs Irak di Rumah Dinas
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Tim SAR Temukan Korban Tenggelam Sungai Ciliwung
- Berselingkuh, Seorang Hakim Pengadilan Agama Dipecat Lewat Sidang Etik KY
- Demo Buruh 1 Mei 2024: Massa Padati Patung Kuda, Desak Pencabutan Omnibus Law
- Puan Maharani Ingatkan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan Semua Buruh
- Kunker di Lombok, Presiden Jokowi dan Mentan Amran Sarapan dan Gowes Bareng
- SYL Pakai Anggaran Kementan Buat Lunasi Cicilan Alphard hingga Sawer Biduan Rp100 Juta
- PM Israel Pastikan Serangan ke Rafah Terus Berjalan Tanpa Kesepakatan Sandera
Advertisement
Advertisement