Advertisement
Untuk Guru-Sekolah, WHO Terbitkan Rekomendasi Pembelajaran Tatap Muka
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Sejumlah daerah di Indonesia mulai mengadakan pembelajaran tatap muka, terlepas dari wabah virus corona yang belum menunjukkan tanda mereda.
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan daftar periksa untuk pengelola sekolah sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka. Poin-poin dalam daftar ini ini harus dilakukan oleh pengelola sekolah melalui pendekatan partisipatif.
Advertisement
Daftar periksa ini dibangun selaras dengan pedoman WHO terkait dengan Covid-19 dan disusun berdasarkan tindakan perlindungan yang terkait dengan kebersihan tangan dan etika pernapasan, jarak fisik, penggunaan masker di sekolah, pembersihan lingkungan dan ventilasi, serta melakukan prosedur isolasi semua orang dengan gejala.
Berikut ini sejumlah poin-poin daftar periksa yang dijabarkan oleh WHO untuk pengelola sekolah yang akan melaksanakan kegiatan belajar tatap muka:
- Membentuk tim dukungan sekolah yang sesuai dengan setiap negara/daerah, yang dapat terdiri dari guru, pengelola sekolah, siswa dan orang tua/wali. Tim ini dapat menilai kelayakan penerapan langkah protokol kesehatan sebelum sekolah dibuka kembali berdasarkan rekomendasi dari pemerintah pusat/daerah.
- Merevisi kebijakan kehadiran dengan memperhitungkan ketidakhadiran terkait dengan kesehatan dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, termasuk mendukung pendekatan pengajaran jarak jauh dan campuran.
- Meninjau kelayakan penerapan jarak fisik di dalam dan di luar kelas dan mengidentifikasi area di mana protokol kesehatan tidak dapat diterapkan sepenuhnya (misalnya di ruang kelas tertentu dan/atau dengan siswa tertentu). Pastikan pemakaian masker yang ketat jika penggunaan tempat-tempat ini tidak dapat dihindari.
- Mempromosikan kebersihan tangan dan etika pernapasan, termasuk mengidentifikasi titik-titik penempatan peralatan kebersihan tangan di pintu masuk sekolah dan kelas, di semua lantai, dan di fasilitas toilet dan kantin, dan membuat jadwal membersihkan tangan.
- Mempromosikan penggunaan masker di kalangan siswa, guru dan staf sekolah, sesuai dengan pedoman nasional dan lokal tentang penggunaan masker, terutama jaga jarak fisik tidak dapat dilakukan. Penggunaan masker harus mematuhi kebijakan nasional dan daerah dan harus sesuai dengan rekomendasi WHO/UNICEF.
- Memberikan pengetahuan tentang penggunaan masker yang tepat dan pembuangan masker setelah digunakan. Perhatikan bahwa guru dan staf sekolah diharuskan memakai masker.
- Pengelola sekolah dan guru harus memastikan adanya ventilasi yang memadai, menggunakan ventilasi alami di ruang kelas, kantin, dan ruang lain.
- Mengembangkan dan menyebarluaskan pedoman tentang tindakan perlindungan melalui materi komunikasi seperti catatan, poster, selebaran.
- Menginstruksikan staf pemeliharaan untuk menata kembali tata letak sekolah, termasuk ruang kelas, untuk memungkinkan menjaga jarak dan kebersihan fisik berdasarkan pedoman, termasuk membersihkan dan mendisinfeksi lingkungan sekolah setidaknya sekali sehari.
- Guru diharapkan menyelenggarakan pendidikan kesehatan secara berkala untuk mendorong perilaku sehat dan protektif, menjawab dan menangkal rumor dan informasi yang tidak benar dan menyesatkan, serta stigma terkait Covid-19.
- Pengelola diharapkan terlibat dengan siswa, orang tua, dan staf untuk memastikan penerimaan tindakan perlindungan sekolah, termasuk saat mengantar dan menjemput anak-anak dari sekolah di dalam dan di luar lingkungan sekolah.
- Meningkatkan kesadaran di antara staf dan siswa tentang pentingnya melaporkan jika mengalami gejala Covid-19. Gejala yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan kelelahan. Ikuti aturan karantina dan isolasi diri, yang diputuskan oleh otoritas kesehatan nasional atau lokal.
- Kebijakan “tinggal di rumah jika tidak sehat” diberlakukan untuk siswa, guru dan staf sekolah dengan gejala dan kebijakan cuti sakit sekolah dapat direvisi sesuai dengan itu.
- Staf kesehatan sekolah diharapkan menyimpan catatan tentang status kesehatan siswa dan perkembangannya, termasuk pemeriksaan imunisasi untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin (misalnya campak) dan melapor ke administrasi sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Jadwal KRL Solo Jogja Jumat 3 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Palur Solo
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
- BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
- Peringati Hardiknas Terakhir, Mendikbud Nadiem Ingin Merdeka Belajar Terus Dilanjutkan
Advertisement
Advertisement