Advertisement
Fadli Zon Ramai Disentil Saat Saraswati Gerindra Cuit Dukung Tindak Tegas Intoleran
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Rahayu Saraswati dalam twitternya membagikan sejumlah tautan berita yang memuat pernyataan dirinya.
Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu menyebutkan pada 2021 ini adalah fase penyembuhan. Untuk itu langkah pemerintah menjaga persatuan Indonesia harus didukung. Menurutnya pihak-pihak yang memecah belah tidak dibutuhkan.
Advertisement
Terdapat 5 berita yang diunggah Saraswati di laman Twitter pribadinya yang telah memiliki centang biru menandakan akun terverifikasi hingga Sabtu (2/1/2021) hingga pukul 12.38 WIB.
Kontan saja, kolom komentar dalam lima berita yang di unggah penuh dengan dukungan atau sebaliknya menentang Saras.
Dear Mbak Saras, mohon update pencerahannya, apakah Fadli zon masih menjadi kader dan masih bagian dari Gerindra ?
— Borneo Wolf (@BorneoWolf) January 2, 2021
Yakin jika Gerindra memang tidak butuh yang memecah belah ? pic.twitter.com/XRqGGI8bMA
Namun di tengah pemikiran Saraswati itu, justru Fadli Zon yang cukup banyak dibicarakan.
"Bu, tlng ingatkan pak FZ [Fadli Zon], mendukung demokrasi bukan berarti hrs mendukung radikalisme," kicau akun @jojo170280 dalam kolom komentar.
"Dear Mbak Saras, mohon update pencerahannya, apakah Fadli zon masih menjadi kader dan masih bagian dari Gerindra ?
Yakin jika Gerindra memang tidak butuh yang memecah belah?" kata Akun @BorneoWolf
"Trs knapa tuh dgn Fadli Zonk , kok beda ya , msh kader Gerinda kan," kicau akun @Listy9021 katanya sambil menampilkan dua ikon wajah bingung.
Banyaknya Fadli Zon diulas karena sikap ini berseberangan dengan pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon.
Diberitakan sebelumnya, Anggota DPR RI Komisi I itu sebelumnya mengemukakan murka atas keputusan pemerintah membubarkan atau melarang Front Pembela Islam (FPI) sebagai organisasi masyarakat.
Sebuah pelarangan organisasi tanpa proses pengadilan adalah praktik otoritarianisme. Ini pembunuhan thd demokrasi n telah menyelewengkan konstitusi.
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) December 30, 2020
Pernyataan tersebut diungkapkan Fadli Zon melalui akun Twitter pribadi miliknya @Fadlizon beberapa saat setelah pengumuman pembubaran FPI oleh Menkopolhukam Mahfud MD yang disiarkan secara langsung di televisi nasional.
"Sebuah pelarangan organisasi tanpa proses pengadilan adalah praktik otoritarianisme. Ini pembunuhan thd demokrasi n telah menyelewengkan konstitusi," tulis akun Twitter @fadlizon seperti dikutip Bisnis, Rabu (30/12/2020).
Cuitan Fadli Zon mendapat respons luar biasa dari warganet, khususnya simpatisan FPI. Tweet tersebut tercatat di-retweet lebih dari 1.000 kali dan mendapat lebih dari 3.300 likes.
Warganet juga mememinta agar Fadli Zon dapat membantu FPI untuk menggugat keputusan pemerintah di pengadilan atau membuat aksi nyata.
Bisnis mengonfirmasi sikap Gerindra ini kepada juru bicara Ketua Umum Partai Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak, namun pesan yang sudah terkirim terlihat dengan dua centang WA belum direspon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
Advertisement
Advertisement