Advertisement
Apakah Varian Baru Covid-19 Sudah Masuk Indonesia? Ini Penjelasan Menkes
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian baru Covid-19 atau yang biasa disebut Supercovid belum teridentifikasi di Indonesia.
Alasannya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 masih belum disiplin dalam melakukan genome sequencing untuk meneliti seluruh rangkaian DNA Covid-19 yang ada di Tanah Air.
Advertisement
“Kalau di Indonesia saya bilang secara konservatif belum teridentifikasi karena Indonesia belum rutin melakukan genome sequencing. Jadi orang yang sakit diambil sampelnya dilakukan genome sequencing, dia mutasi ke berapa, kita belum disiplin,” kata Budi Gunadi dalam perbicaraannya dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno seperti dikutip dari akun @sandiuno, Minggu (3/1/2021).
Kendati demikian, dia memastikan, mutasi Covid-19 dapat dideteksi keberadaannya melalui swab antigen maupun PCR. Di sisi lain, mutasi itu juga dinilai relatif tidak mematikan ketimbang Covid-19 yang pertama.
“Pertama, ini lebih cepat menular, nomor dua [mutasi Covid-19] tidak lebih mematikan,” kata dia.
Sebelumnya, Vietnam telah mendeteksi kasus impor pertama dari varian baru virus Corona yang menyebar dengan cepat di seluruh Inggris.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan varian itu terdeteksi pada seorang wanita berusia 44 tahun yang kembali ke Vietnam dari Inggris, yang dikarantina pada saat kedatangan dan dipastikan positif terkena virus tersebut pada 24 Desember 2020.
"Para peneliti menjalankan pengurutan gen pada sampel pasien dan menemukan strain tersebut adalah varian yang dikenal sebagai VOC 202012/01," ungkap keterangan resmi Kementerian Kesehatan, yang dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (2/1/2021).
Varian tersebut termasuk mutasi genetik yang, secara teori, dapat menyebabkan virus menyebar lebih mudah di antara manusia. Negara-negara di seluruh dunia telah memutuskan tautan perjalanan ke Inggris untuk menghentikan penyebaran varian baru, yang menurut para ilmuwan 40 persen hingga 70 persen lebih menulur daripada virus asli.
View this post on Instagram
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Sehari Terjadi 2 Kasus Begal Payudara di Sleman, Begini Reaksi Polisi
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari
- Mengaku Siap Pindah ke Ibu Kota Baru, Begini Komentar Sandiaga soal Rumah Menteri di IKN
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
Advertisement
Advertisement