Advertisement
Krisis Tempe-Tahu, Rokcy Gerung Curiga Ulah Kartel
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa adanya kemungkinan kartel pada kenaikan harga bahan baku tempe dan tahu. Seperti diketahui, kedelai pada tahun baru 2021 ini melambung naik hingga 35 persen.
"Itu bisa saja soal lain, soal kartel misalnya. Artinya ada yang nimbun, ada yang mencari untung [dan] segala macam," kata Rocky melalui akun YouTube miliknya, seperti dikutip Bisnis.com, Senin (4/1/2021).
Advertisement
Apabila benar adanya kartel atau penimbun, pemerintah harus segera menyelesaikan permasalahan dan memberitahukan kepada rakyat. "Ini kan yang mustinya dikerjain sama negara secara cepat-cepat memberitahu kepada rakyat apa problem-nya. Soal kurs kah, soal rupiah yang enggak ada harganya lagi, sehingga selisih dolar besar sekali 30 persen, atau soal permainan harga," ucapnya.
Rocky menambahkan, kasus kelangkaan kedelai dan tempe merupakan permasalahan tahunan yang terjadi dalam kurun waktu 3-4 tahun.
BACA JUGA: Deteksi Covid-19, Polda DIY Gunakan GeNose
Menurut Rocky, kelangkaan tahu dan tempe di pasaran menjadi kepanikan yang riil. Pasalnya semua elemen masyarakat mengonsumsi dua makanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan protein dengan harga terjangkau.
"Ini menyangkut hajat hidup seluruh hidup orang. Dan itu yang saya anggap pemerintah enggak pernah mau berpikir tentang soal permasalahan rill seperti ini," katanya.
Selain kartel, Rocky juga menilai ada kemungkinan menyangkut kurs atau nilai tukar mata uang. Sebagaimana diketahui, Indonesia termasuk negara yang mengimpor kedelai.
"Tapi biasanya ini mungkin soal kurs, karena kita impor [kedelai]. Maka, setiap kali kurs rupiah anjlok, harganya terpaksa ngikutin harga kurs pada saat produsen membeli dari supplier," jelasnya.
Adapun para produsen tahu dan tempe memutuskan untuk menaikkan harga jual sekitar 20 persen menyusul terkereknya harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama.
Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan penyesuaian harga dilakukan usai para produsen tahu dan tempe memutuskan untuk berhenti produksi pada 1 sampai 3 Januari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Kementerian PPPA: Jika Depresi Segera Cari Bantuan Profesional
- Menlu Retno Soroti Kesenjangan Pembangunan Negara Anggota OKI
- Aparat Indonesia Tangkap 2 Kapal Vietnam saat Curi Ikan di Perairan Natuna
- Terdampak Erupsi Gunung Raung, Bandara Samratulangi Mulai Beroperasi Normal
- Jokowi Bersepeda di Jalan Sudirman-Thamrin Minggu Pagi
- Basarnas Kerahkan 5 Unit Tim SAR Cari Korban Hilang Akibat Banjir Luwu
Advertisement
Advertisement