Advertisement
Di Jepang, Sekitar 200 Orang Meninggal Dunia saat Karantina Mandiri
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sekitar 200 orang yang terpapar Covid-19 meninggal dunia ketika menjalani karantina mandiri di rumah dan tempat lain di penjuru Jepang, setelah kondisi mereka memburuk tiba-tiba.
Mengutip Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK), Badan Polisi Nasional menyebutkan setidaknya 197 kasus kematian seperti itu terkonfirmasi mulai Maret tahun lalu hingga Januari 2021.
Advertisement
Badan itu memastikan 75 kasus kematian seperti itu dalam sekitar tiga pekan mulai 1 hingga 20 Januari. Jumlah itu melampaui 56 kematian yang terkonfirmasi pada Desember.
BACA JUGA : Rapid Antigen Positif, Wabup Bantul Isolasi Mandiri di RSUD
Badan itu menyebutkan dalam sebagian besar kasus infeksi terkonfirmasi setelah orang itu meninggal. Para pasien itu biasanya tidak ditangani dengan cepat di institusi medis meski sakit parah.
Sejumlah pemerintah daerah melakukan langkah-langkah untuk mendeteksi tanda-tanda dari kemungkinan memburuknya kondisi orang-orang yang menjalani karantina mandiri.
Pemerintah daerah itu telah mengirimkan perawat-perawat untuk mengecek pasien di rumah atau mendirikan saluran siaga ke dokter atau perawat sepanjang waktu.
Sebelumnya dilaporkan bahwa sebanyak 122 orang yang terinfeksi virus korona meninggal dunia di rumah dan tempat lainnya di seluruh Jepang setelah kondisinya memburuk.
BACA JUGA : 700 OTG Corona di Sleman Isolasi Mandiri
Informasi tersebut diumumkan oleh Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Rabu (6/1/2021). Adapun, sebelumnya, Badan Kepolisian Nasional Jepang mencatat 56 kasus kematian pada Desember 2020 dengan 50 di antaranya meninggal saat menjalani karantina di rumah atau tempat-tempat yang disediakan bagi orang yang mengalami gejala ringan.
Badan itu juga menyebutkan bahwa dalam beberapa kasus, orang-orang merasakan sakit tetapi tidak bisa mendapatkan perawatan tepat waktu dan mereka baru dipastikan terinfeksi setelah meninggal dunia.
Presiden Asosiasi Penyakit Menular Jepang Tateda Kazuhiro mengatakan pasien yang tampaknya hanya mengalami gejala minor dapat tiba-tiba menderita sakit serius. Oleh karena itu, dia menyerukan satu kerangka kerja untuk memeriksa orang yang terinfeksi secara rutin dan mengirim mereka ke institusi-institusi medis untuk mendapatkan perawatan apabila kondisinya mendadak berubah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : NHK
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
Advertisement
Advertisement