Advertisement
WHO Beri Izin Darurat untuk Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat bagi vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca Plc untuk mempercepat program vaksin di negara berkembang. Vaksin yang divalidasi oleh WHO adalah dua versi vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh SK Bioscience Co.(Korea Selatan) dan Serum Institute of India.
Izin ini dibutuhkan untuk memastikan keamanan dan efikasi vaksin lewat jalur COVAX yang diberikan gratis kepada negara partisipan yang mungkin tidak memiliki fasilitas untuk melakukan pengujian secara mandiri.
Advertisement
BACA JUGA : Sultan Berharap Tak Ada Warga Jogja yang Menolak Vaksin
“Negara-negara yang tidak memiliki akses vaksin pada akhirnya akan dapat mulai vaksinasi pekerja kesehatan dan populasi mereka yang berisiko,” kata Dr Mariângela Simão, Asisten-Direktur Jenderal WHO, seperti dikutip dari laman resminya, Selasa (16/2/2021).
Kelompok Penasihat Strategis WHO tentang Imunisasi mengeluarkan izin, sehingga vaksin dapat diberikan kepada orang dewasa di atas 18 tahun. Namun, terdapat perbedaan ketentuan usia di sejumlah negara Uni Eropa, terutama larangan penyuntikan kepada kelompok manula lantaran tidak mencukupinya data terkait dengan efikasi.
“Negara-negara tetap antusias untuk menerima produk AstraZeneca, sementara pada saat yang sama mereka juga mengajukan pertanyaan yang sangat relevan tentang apa yang ditunjukkan dan tidak ditunjukkan oleh bukti,” kata Kate O'Brien yang mengepalai divisi vaksinasi WHO, seperti dikutip dari Bloomberg.
BACA JUGA : Mantap! Lebih dari Separuh Nakes Terdaftar di Jogja Sudah
“Ada alasan yang masuk akal mengapa kami pikir mereka akan tetap beraktivitas saat menghadapi penyakit parah,” lanjutnya.
Sejumlah negara berkembang tengah menunggu vaksin pertama mereka, di saat negara kaya telah memberikan suntikan ke jutaan warganya. Sementara itu, kekhawatiran muncul seiring dengan mutasi virus yang menyebar di berbagai belahan dunia dapat memengaruhi efikasi vaksin.
Salah satunya adalah varian Afrika Selatan, varian pertama yang ditemukan sejak tahun lalu. Temuan tersebut berdampak pada penghentian vaksin AstraZeneca setelah uji klinis memperlihatkan khasiat yang terbatas pada infeksi ringan dengan strain tersebut.
Vaksin produksi AstraZeneca - University of Oxford ini telah mendapat persetujuan oleh Uni Eropa, Inggris, dan negara-negara lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Taruna STIP Jakarta Meninggal karena Dianiaya, Kemenhub Ikut Investigasi
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
Advertisement
Advertisement