Advertisement
Militer Myanmar Tembak Mati Bocah Tujuh Tahun di Pangkuan Sang Ayah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Seorang bocah berusia tujuh tahun ditembak mati oleh pasukan keamanan Myanmar sebagai korban termuda yang diketahui menyusul kudeta militer bulan lalu, kata penduduk setempat.
Anggota keluarga mengatakan bocah perempuan itu dibunuh di rumahnya di kota Mandalay seperti dikutip BBC.com, Rabu (23/3/2021).
Advertisement
Myanmar telah dicengkeram oleh aksi protes sejak militer merebut kendali kekuasaan dari pemerintah sipil pada 1 Februari.
Kelompok hak asasi Save the Children mengatakan lebih dari 20 anak termasuk di antara puluhan orang yang telah terbunuh.
BACA JUGA : Dituding Pasok Beras untuk Militer Myanmar, Ini Respons Thailand
Secara total, militer mengatakan 164 orang telah tewas dalam protes, sementara kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP) menyebutkan korban tewas sedikitnya 261 orang.
Pihak militer sebelumnya menyatakan kesedihan atas kematian para pengunjuk rasa, tetapi menyalahkan mereka karena membawa anarki ke negara itu.
Seorang juru bicara militer mengatakan demonstran anti kudeta bertanggung jawab atas tindakan kekerasan dan pembakaran.
Staf di layanan pemakaman Mandalay mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa anak berusia tujuh tahun itu meninggal karena luka tembak di kotapraja Chan Mya Thazi.
Outlet media lokal Myanmar Now melaporkan bahwa tentara menembak ayahnya dan kemudian membunuh bocah itu saat dia duduk di pangkuannya di dalam rumah mereka.
BACA JUGA : TikTok Hapus Video Bermuatan Propaganda Militer Myanmar
Anak itu diidentifikasi sebagai Khin Myo Chit. Pekerja bantuan mengatakan tim penyelamat bergegas untuk mendapatkan perawatan medisnya, tetapi tidak dapat menyelamatkan nyawanya.
Anggota keluarga korban mengatakan, bahwa saudara laki-lakinya yang berusia 19 tahun juga ditangkap. Akan tetapi pihak, militer belum mengomentari laporan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Save the Children mengatakan pihaknya "ngeri" dengan kematian bocah itu, yang terjadi sehari setelah seorang bocah lelaki berusia 14 tahun dilaporkan ditembak mati di Mandalay.
"Kematian anak-anak ini sangat memprihatinkan mengingat mereka dilaporkan dibunuh saat berada di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari bahaya.
Fakta bahwa begitu banyak anak dibunuh hampir setiap hari sekarang menunjukkan pengabaian total terhadap kehidupan manusia oleh pasukan keamanan," kata kelompok itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Cegah Demam Berdarah, Dinkes Jogja Minta Warga Ganti Bak Mandi dengan Ember
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Pabrik yang Tutup Pada 2024
- Kemenag Minta Masyarakat Waspada Penipuan Modus Visa Non Haji
- Banyak Partai Ingin Gabung, Prabowo Diminta Hati-hati Bagikan Jatah Kursi Menteri
- Kapal Terbakar di Jakarta Utara, 12 Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan
- Petani Diminta Segera Tebus Pupuk Bersubsidi Supaya Tidak Menumpuk
- Aniaya Sopir Taksi, WNA asal Australia Dideportasi
- Hari Kedua Perundingan Gencatan Senjata, Perang Israel-Hamas Masih Buntu
Advertisement
Advertisement