Advertisement

Menkes: Pandemi Menuntut Perubahan Perilaku Manusia untuk Lebih Sehat

Newswire
Kamis, 25 Maret 2021 - 18:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Menkes: Pandemi Menuntut Perubahan Perilaku Manusia untuk Lebih Sehat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin/Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Rangkaian peristiwa pandemi yang melanda dunia menuntut perubahan perilaku manusia yang lebih sehat. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 

"Semua pandemi yang memakan ratusan bahkan puluhan juta korban itu menuntut perubahan perilaku manusia," katanya saat memberikan pemaparan dalam acara webinar "Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia" yang digelar Wali Amanat UI kerja sama Kemenristek/Brin yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Advertisement

Contohnya, saat Wabah Hitam atau Black Death yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14.

"Gara-gara ada kutu yang di tikus bisa loncat lewat segala macem itu, sehingga keluar yang namanya sabun, harus cuci tangan, gosok gigi, dampaknya perubahan perilaku manusia. Dulu manusia tidak pernah cuci tangan. Juga di tahun 1500-an, tidak pernah gosok gigi, mungkin habis ke belakang juga tidak pernah bersih-bersih," katanya.

Baca juga: Jogja Kaji Kemungkinan Belajar Tatap Muka Untuk SD dan SMP

Manusia mengubah perilaku mencuci tangan pada saat itu, kata Budi, melalui peran ibu dan guru.

Peristiwa lainnya saat human immunodeficiency virus (HIV) memakan puluhan juta korban yang menuntut perubahan perilaku dalam berhubungan badan.

Situasi yang sama juga terjadi saat pandemi Covid-19 terjadi saat ini. "Diperlukan perubahan perilaku 3M, mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Siapa yang mengajarnya? Harusnya ibu dan guru. Sejak kecil anak-anak kita harus diajarkan. Karena yang namanya pandemi tidak ada yang selesai dalam kurun satu tahun, bisa sampai lima bahkan sampai pilihan tahun dan berubah jadi epidemi," katanya.

Budi mengemukakan terdapat empat strategi yang direkomendasikan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) dalam mengendalikan laju penularan virus.

Selain melalui perubahan perilaku juga perlu didukung oleh kegiatan diagnosis dalam mengecek potensi penularan penyakit pada orang yang sehat.

Baca juga: Waspada, Simpang Ketandan Ada Titik Tilang Elektronik

Berikutnya, kata Budi, dengan cara vaksinasi yang diberikan kepada orang yang sehat.

"Strategi untuk orang yang sakit itu cuma satu, yaitu perawatan. Empat hal itu saja yang dijalankan dengan disiplin, itu harus dibangun dan dipersiapkan," katanya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Ratusan Pelajar SMP Jalani Tes Identifikasi Bakat Cabor Atletik di Stadion Tridadi

Jogja
| Selasa, 30 April 2024, 21:07 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement