Advertisement
Corona Bikin 1.300 Perusahaan Jepang Bangkrut
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Lebih dari 1.300 bisnis di Jepang mengalami kebangkrutan sejak Februari tahun lalu akibat pandemi virus corona. Hal tersebut disampaikan oleh perusahaan riset kredit Teikoku Databank.
Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Selasa (13/4/2021) bahwa hingga Senin (12/04/2021), angka yang tercatat mencapai 1.301. Ini termasuk perusahaan yang telah mengajukan pailit atau menghentikan sementara operasinya untuk memulai prosedur likuidasi legal.
Advertisement
Bar dan restoran berada di urutan teratas daftar industri dengan 218 kasus, diikuti oleh perusahaan konstruksi dengan 117 kasus, serta hotel dan penginapan dengan 87 kasus. Jumlah ini terus meningkat sejak gelombang ketiga kasus penularan terjadi tahun lalu.
Teikoku Databank khawatir makin banyak bar dan restoran yang akan bangkrut karena diminta mengurangi jam operasi di bawah langkah ketat penanggulangan virus corona yang baru-baru ini diterapkan.
Adapun, pada awal Maret 2021 Teikoku Databank mengatakan 1.100 perusahaan telah menyelesaikan atau mempersiapkan proses likuidasi legal. Bar dan restoran berada dalam daftar teratas dengan 172 yang bangkrut, disusul oleh perusahaan konstruksi sebanyak 92, dan hotel serta penginapan mencapai 79.
Perusahaan yang bangkut di Tokyo mencapai 264, Provinsi Osaka 108, Provinsi Kanagawa 64. Teikoku Databank menekankan terjadi peningkatan jumlah bar dan restoran di area perkotaan yang mengalami kebangkrutan selama keadaan darurat.
Perusahaan riset kredit itu menyebutkan jika deklarasi keadaan darurat di Tokyo dan tiga provinsi tetangganya diperpanjang, penurunan belanja pribadi dalam jangka panjang akan tidak dapat terhindarkan, sehingga mungkin menyebabkan lebih banyak kebangkrutan.
Di sisi lain kementerian tersebut menyatakan bahwa lebih dari 80.100 orang kehilangan pekerjaan akibat pandemi virus corona hingga Januari 2021.
Namun, angka sesungguhnya diyakini bahkan lebih tinggi dari itu karena data kementerian hanya mencakup kasus yang tercatat oleh otoritas ketenagakerjaan serta pusat-pusat penempatan kerja. Hingga 25 Desember 2020, hampir 17.000 orang kehilangan pekerjaan di bidang manufaktur.
Sebanyak 11.000 lainnya berasal dari industri restoran. Sementara itu, lebih dari 10.000 orang di bidang ritel dinyatakan kehilangan pekerjaan dan 9.600 orang dari industri perhotelan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Pemda DIY Kirim Nama Calon Pj Wali Kota Jogja dan Pj Bupati Kulonprogo ke Kemendagri
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Orang Tua Diminta Awasi Aktivitas Anak di internet untuk Cegah Child Grooming
- Pemerintah Siapkan Aturan Perlindungan Anak di Ranah Online
- Momentum Hardiknas, Puan Ajak Dukung Kemajuan Ekosistem Pendidikan
- Mendagri Sebut Pilkada 2024 Telan Anggaran hingga Rp27 Triliun
- AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
- Gabung Afsel, Turki Ajukan Kejahatan Genosida Israel ke Mahkamah Internasional
- Turki Stop Perdagangan dengan Israel. Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat
Advertisement
Advertisement