Advertisement
Gawat! 138.000 Pengendara Memaksa Mudik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Staf Khusus Kementerian Perhubungan Adita Irawati menyebutkan banyak kendaraan yang lolos pada masa pelarangan mudik dilakukan mulai 6 Mei 2021 lalu.
Dikhawatirkan terjadi penularan Covid-19 di perjalanan dan wilayah tujuan tak mampu melakukan penanganan.
Advertisement
Adita menjelaskan mengapa mudik ini sebaiknya tidak dilakukan. Pertama, mudik bisa dikatakan sebagai ritual masyarakat setiap tahun yang tidak hanya dilakukan oleh saudara-saudara kita yang muslim dan merayakan lebaran Idulfitri, tapi juga yang nonmuslim untuk yang memanfaatkan hari libur untuk bepergian dan wisata.
Kegiatan ini menyebabkan mobilitas massa yang masif dan dilakukan dalam kurun waktu yang bersamaan.
“Dari pembelajaran-pembelajaran dan dari pola-pola yang kami amati, mobilitas itu memang punya potensi untuk menjadi tempat penularan dan juga mempunyai potensi untuk menimbulkan lonjakan kasus. Itu sudah beberapa kali kita alami,” kata Adita pada dialog Serba-Serbi Covid-19, Selasa (11/5/2021).
Pemerintah baik melalui Satgas Covid-19 dan Kementerian yang lain sudah menyampaikan agar masyarakat berhati-hati kalau melakukan perjalanan dan liburan panjang, karena efeknya bisa fatal.
Kemudian, ketika sudah sampai di kampung halaman, belum tentu daerah tujuan punya akses terhadap testing dan tracing yang mencukupi. Oleh karena itu, masyarakat yang punya rencana mudik jadi kita juga harus menyadari.
“Ini juga harus kita perhatikan ya, mungkin anda sehat tapi ketika anda nanti sampai daerah kemudian tertular, belum tentu nanti bisa betul-betul ditangani dengan baik itu karena ketersediaan dari alat-alat itu kan juga tidak sama,” imbau Adita.
Per hari ini, Kemenhub mencatat khususnya untuk yang kendaraan pribadi dan sepeda motor itu lebih dari 138.000 perhari yang mobil yang keluar dari Jakarta dan motor juga banyak sekali.
Sebagian memenuhi syarat, tapi sebagian yang lain itu adalah pihak-pihak yang ‘ngeyel’. Pun sudah diminta putar balik, mereka masih aja yang bersikeras untuk tetap berangkat mudik.
“Jadi saya pikir kita masih ada beberapa hari untuk periode larangan mudik, mudah-mudahan banyak yang masih bisa menahan diri. Dan kalaupun yang sudah sampai juga menyadari betul bahwa di daerahnya ini mereka harus bisa betul-betul menerapkan protokol kesehatan dan syukur mencoba testing,” ujar Adita.
Jangan sampai para pemudik yang lolos menjadi pembawa virus ke kampung halaman dan membahayakan keluarga serta para tetangga di lingkungan sekitar.
“Bayangkan kalau misalnya terjadi penularan massal, dan sudah ada contohnya ada yang mudik di satu kampung, kemudian dari satu orang tersebut menularkan keluarganya, kemudian menularkan ke tetangganya karena ikut beribadah bersama dan akhirnya daerah tersebut menjadi chaos,” kata Adita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Letusan Gunung Ibu Ciptakan Fenomena Unik karena Memicu Badai Petir Vulkanik
- Tingkatkan Cadangan Emas hingga Rp80 Triliun, Pengelola Tambang Gosowong Lakukan Efisiensi
- 1,4 Miliar Penduduk India Terancam Cuaca Panas Ekstrem
- Jemaah Calon Haji Dilarang Membentangkan Spanduk dan Bendera di Tanah Suci
- Liga Arab Serukan Pengerahan Pasukan Perdamaian PBB di Palestina
Advertisement
Bawaslu Bantul Buka Lowongan Pengawas Desa untuk Pilkada 2024, Honor Rp1,1 Juta
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Rangkaian Acara Waisak 2024 di Candi Borobudur, Masyarakat Dapat Menyaksikannya
- Komandan KKB Petrus Pekei Ditangkap Satgas Operasi Damai Cartenz 2024
- Update Kasus Enzy Storia dan Bea Cukai, Penjual Tas Tak Mencantumkan Harga Sebenarnya
- Jumlah Kementerian Bertambah dari 34 Jadi 40, Yusril: Masih Wacana, Belum Resmi
- Mutu Jalan Tol MBZ Dituding Berada di Bawah Standar, Begini Respons Pengelola
- Menpora Pastikan PON XXI Aceh-Sumut Digelar Tahun Ini, Persiapan Sudah Matang
- Menhub Budi Karya Sebut Pembangunan Infrastruktur Transportasi Meningkat Selama 10 Tahun Terakhir
Advertisement
Advertisement