Advertisement
Tingkat Efikasi Vaksin Sinopharm Disebut Tinggi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Tingkat efikasi vaksin Covid-19 produksi Sinopharm tergolong tinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Dia memerinci bahwa vaksin tersebut telah mendapatkan persetujuan Emergency Use of Authorization (EUA) di lebih dari 27 negara termasuk Indonesia mengeluarkan EUA sejak April 2021. Vaksin ini juga telah mendapatkan Emergency Use of Listing (EUL) dari WHO pada 7 Mei 2021.
Advertisement
"Studi klinis fase 3 pada lebih dari 42.000 subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen. Hasil pengukuran imunogenesitas penggunaan vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang lansia dan dewasa," jelasnya seperti dilansir laman resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (28/5/2021).
Kendati begitu, Wiku menegaskan bahwa vaksinasi saja belum cukup memberi perlindungan prima dalam mencegah penularan. Pasalnya, jelas dia, seluruh jenis pengendalian Covid-19 saling melengkapi dan tidak bisa berdiri sendiri serta dijalankan dalam waktu bersamaan.
Menurutnya, Indonesia saat ini masih memfokuskan pada kelompok rentan terpapar Covid-19. Oleh karena itu, dia menjelaskan vaksinasi terhadap anak-anak belum diutamakan mengingat di tingkat dunia sebagian merk vaksin belum sepenuhnya diuji pada kategori pada anak-anak.
Baca juga: Musyawarah Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Ditarget Rampung Akhir 2021
"Saat ini Indonesia fokus kelompok rentan, dan secara statistik didominasi usia 18 tahun. Hal ini untuk memperlambat laju penularan," lanjutnya.
Lalu, perkembangan terbaru dari hasil Whole Genome Sequencing (WGS) per 25 Mei 2021, ada sebanyak 1.744 WGS yang dikumpulkan ke bank data GISAIDM, di mana sebanyak 1.711 di antaranya sudah selesai dilakukan.
Sementara itu, untuk varian of concern yang terdeteksi ialah jenis B117 sebanyak 16 kasus, varian B1617+ sebanyak 27 kasus, varian B1351 sebanyak 2 kasus dan varian B1525 sebanyak 1 kasus.
Namun, Wiku meminta masyarakat sebaiknya tidak berfokus terhadap penemuan varian virus, melainkan adanya data terbaru hasil WGS dijadikan upaya meningkatkan kewaspadaan dengan semakin mematuhi protokol kesehatan.
"Dan adanya varian baru tidak menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Karena dapat berujung pada melemahkan imunitas diri," pesan Wiku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Libur Akhir Pekan Mau Keliling Jogja, Cek Jalur Bus Trans Jogja dan Titik Rutenya di Sini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Turki Stop Perdagangan dengan Israel. Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat
- Jokowi Apresiasi Perjuangan Garuda Muda di Piala Asia U-23/2024
- Prancis Kecam Serangan Drone Israel k Konvois Bantuan Kemanusiaan Yordania di Gaza
- AHY Akan Deklarasikan Bali sebagai Pulau Lengkap
- Heboh AstraZeneca Akui Vaksin Miliknya Memberikan Efek Samping Pembekuan Darah
- MUI Desak Mahkamah Pidana Internasional Tak Ragu Tangkap Benyamin Netanyahu
- Kepada Presiden Terpilih Prabowo, Luhut Berpesan Jangan Bawa Orang Toxic ke Kabinet
Advertisement
Advertisement