Advertisement
Orang Tua Jangan Buru-buru Daftarkan Anak Sekolah, Mengapa?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Mengirim anak ke prasekolah adalah pencapaian besar yang dinantikan oleh semua orang tua. Ini adalah pertama kalinya si kecil melangkah ke dunia nyata untuk mempelajari keterampilan hidup dasar yang mempersiapkan mereka untuk pendidikan formal dan masa depan.
Meskipun sebagian besar dari kita percaya bahwa tidak ada waktu yang benar atau salah untuk mendaftarkan anak ke prasekolah jika anak Anda siap untuk itu, para ahli tidak begitu setuju dengan itu.
Advertisement
Sesuai penelitian, bahkan jika anak Anda adalah anak yang berbakat dan cepat belajar, mengirim mereka ke sekolah terlalu dini dapat membebani kesehatan mental mereka. Dorongan untuk menyekolahkan anak Anda ke prasekolah memang bisa dimaklumi, namun lebih baik menunggu waktu yang tepat demi kesehatan mental si kecil.
BACA JUGA : PTM Untuk TK Dianggap Masih Sulit
Para peneliti studi baru merekomendasikan orang tua mempertimbangkan usia anak-anak mereka dengan teman sebayanya di taman kanak-kanak. Perbedaan besar dapat memengaruhi kesehatan mental anak Anda. Menurut sebuah studi baru, anak-anak yang lebih muda dari teman-teman mereka (mendekati batas usia minimum untuk memulai sekolah) cenderung berprestasi buruk di kelas dan membutuhkan perhatian yang lebih khusus daripada teman sekelas mereka. Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of
Exeter Medical School di Inggris mengungkapkan bahwa memulai sekolah terlalu dini dapat berdampak pada kesehatan mental anak Anda.
Untuk studi tersebut, tim peneliti menggunakan data yang dikumpulkan dari studi yang ada yang disebut "Mendukung Studi Guru dan Anak di Sekolah" (Studi STCS). Penelitian ini dilakukan pada 2.075 siswa sekolah dasar (usia lima sampai sembilan) dari 80 sekolah berbeda di Devon, Inggris. Studi tersebut mencakup serangkaian kuesioner yang diminta dari orang tua dan guru yang membantu tim untuk menilai episode emosi negatif yang dialami oleh anak-anak seperti kekhawatiran dan ketakutan, memiliki hubungan yang lebih buruk dengan teman sebaya, masalah perilaku dan konsentrasi.
Di akhir penelitian, disimpulkan bahwa anak-anak yang lebih muda lebih cenderung memiliki kesehatan mental yang buruk dibandingkan dengan teman sebayanya. Itu bisa jadi karena mengikuti teman-teman yang lebih tua mungkin sedikit membuat stres pada usia dini. Masalahnya sangat dominan pada anak-anak yang menghadapi kesulitan belajar dan mereka yang lahir prematur. Temuan ini dapat memberikan gambaran kepada orang tua mengenai kapan harus mendaftarkan anak dalam pengaturan pendidikan formal yang tidak berbahaya bagi kesehatan mereka.
Kebanyakan orang percaya bahwa semakin awal mereka menyekolahkan anak-anak mereka, semakin baik bagi mereka. Menurut para ahli, 3 tahun adalah usia yang ideal bagi anak-anak untuk mulai bersekolah. Namun, ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan sebelum menyekolahkan si kecil.
1. Mereka harus dilatih ke toilet
2. Mereka bisa duduk diam untuk waktu yang singkat.
3. Mereka bisa menghabiskan waktu jauh dari orang tua mereka.
4. Mereka dapat mengkomunikasikan kebutuhan mereka dan mendengarkan orang lain
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
- BPS Ungkap 7,2 Juta Warga Indonesia Tidak Punya Pekerjaan
- Sidang Eks Menteri Pertanian SYL, KPK Bawa 4 Saksi dari Kementan
Advertisement
Advertisement