Advertisement
ILO Ramal Lebih dari 200 Juta Orang Tetap Nganggur pada 2022
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) memperkirakan setidaknya lebih dari 200 juta orang diperkirakan akan tetap menganggur dalam skala global pada 2022.
Angka prediksi itu jauh di atas tingkat sebelum pandemi, dengan pemulihan pasar pasar tenaga kerja yang lemah memperburuk ketimpangan yang telah ada.
Advertisement
Dilansir Antara pada Rabu (2/6/2021), ILO memperkirakan prospek pengangguran meningkat menjadi 205 juta pada tahun depan. Angka ini masih jauh di atas 187 juta yang tercatat pada 2019 sebelum krisis akibat virus corona merajalela.
Menurut model ILO, angka tersebut setara dengan tingkat pengangguran global sebesar 6,3 persen tahun ini, yang diperkirakan turun menjadi 5,7 persen tahun depan. Namun, masih lebih tinggi pada tingkat pra-pandemi yang sebesar 5,4 persen pada 2019.
“Pertumbuhan lapangan kerja tidak akan cukup untuk menutupi kerugian yang diderita hingga setidaknya 2023,” demikian pernyataan ILO dalam sebuah laporan World Employment and Social Outlook: Trends 2021.
Ekonom ILO Stefan Kuehn, yang juga merupakan penulis utama laporan tersebut, mengatakan bahwa dampak yang sebenarnya terhadap pasar tenaga kerja bahkan lebih besar saat pengurangan waktu kerja yang diberlakukan terhadap banyak pekerja, serta sejumlah faktor lainnya, turut dihitung.
Secara keseluruhan, diperkirakan hilangnya jam kerja pada 2020 dibandingkan dengan 2019 setara dengan 144 juta pekerjaan penuh waktu pada 020, suatu kekurangan yang masih mencapai 127 juta pada kuartal kedua tahun ini.
“Pengangguran tidak menggambarkan dampak yang terjadi terhadap pasar tenaga kerja,” kata Kuehn, yang juga menyebut bahwa meski perekrutan di Amerika Serikat telah kembali dilakukan usai hilangnya pekerjaan secara besar-besaran, banyak pekerja di area lain, terutama di Eropa, yang masih bekerja di bawah skema jam kerja yang dikurangi.
Perempuan, anak muda dan dua juta orang yang bekerja di sektor informal telah merasakan dampak yang paling berat, dengan 108 juta lebih banyak pekerja kini masuk dalam kategori miskin atau sangat miskin dibandingkan dengan 2019, menurut ILO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Kementerian PPPA: Jika Depresi Segera Cari Bantuan Profesional
- Menlu Retno Soroti Kesenjangan Pembangunan Negara Anggota OKI
- Aparat Indonesia Tangkap 2 Kapal Vietnam saat Curi Ikan di Perairan Natuna
- Terdampak Erupsi Gunung Raung, Bandara Samratulangi Mulai Beroperasi Normal
- Jokowi Bersepeda di Jalan Sudirman-Thamrin Minggu Pagi
- Basarnas Kerahkan 5 Unit Tim SAR Cari Korban Hilang Akibat Banjir Luwu
Advertisement
Advertisement