Advertisement
Kasus Covid-19 Indonesia Mengganas, Harus Lockdown?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pada Jumat, 18 Juni 2021 kemarin, Indonesia mencatatkan adanya kenaikan 12.990 kasus positif Covid-19.
Apakah Indonesia harus melakukan lockdown?
Advertisement
Ada dua pemantik yang menyebabkan kasus Covid-19 meningkat, sehingga lockdown atau pengetatan perlu kembali dilakukan. Pertama, libur Lebaran dan kedua adalah kedatangan varian delta virus corona terbaru. Kenapa harus lockdown?
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban mengungkapkan bahwa Indonesia tidak populer dengan kebijakan lockdown. Lockdown bisa dilakukan paling cepat dua minggu dan dilihat dari positivity ratenya.
"Kebijakan lockdown terbukti efektif di beberapa negara. Sebut saja India, yang dari 400.000 kasus per hari, turun menjadi 70.000 kasus per hari," tulisnya dalam Instagram, Sabtu (19/6/2021).
Asal dilakukan dengan benar lockdown akan efektif. Namun saya juga tidak bisa memaksakan. Itu terserah yang punya kewenangan. Sebagai dokter, tentu saja saya ingin memprioritaskan keselamatan dan kesehatan.
Dia mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 sedang serius dan membutuhkan pembatasan pergerakan masyarakat. "Saat ini, rumah sakit penuh, kasus melonjak, beberapa tenaga kesehatan dan medis telah terinfeksi, yang bisa menyebabkan kualitas layanan menurun," ungkapnya.
Sebelumnya, pemerintah telah melaksanakan PPKM Mikro (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro). Namun, kesadaran masyarakat akan mudah menyebarnya Covid-19 masih sangat rendah dan prokes yang juga tidak ditaati.
"Kebijakan lockdown akan mengesankan bahwa situasi saat ini benar-benar darurat sehingga masyarakat juga sadar akan hal itu. Tidak usah lama-lama dan memang butuh kesadaran dari semua pihak," kata Zubairi.
Menurutnya, bila lockdown dilakukan dengan benar dan efektif maka akan sangat berdampak. "Namun, saya juga tidak bisa memaksakan. Itu terserah yang punya kewenangan. Sebagai dokter, tentu saja saya ingin memprioritaskan keselamatan dan kesehatan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 4 Mei 2024, Rencana Sultan Bentuk Dinas Baru hingga Kinerja Buruk Anggota Panwascam
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Gabung Afsel, Turki Ajukan Kejahatan Genosida Israel ke Mahkamah Internasional
- Turki Stop Perdagangan dengan Israel. Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat
- Jokowi Apresiasi Perjuangan Garuda Muda di Piala Asia U-23/2024
- Prancis Kecam Serangan Drone Israel k Konvois Bantuan Kemanusiaan Yordania di Gaza
- AHY Akan Deklarasikan Bali sebagai Pulau Lengkap
- Heboh AstraZeneca Akui Vaksin Miliknya Memberikan Efek Samping Pembekuan Darah
- MUI Desak Mahkamah Pidana Internasional Tak Ragu Tangkap Benyamin Netanyahu
Advertisement
Advertisement